Hai, Apa Kabar?
Semoga sehat dan bahagia selalu ya….

Kali ini aku ingin sekali membahas tentang asi booster terbaik. Bulan Mei 2020 ini, anakku, Azura, tepat berusia dua tahun. Aku masih menyusuinya secara langsung (direct breastfeeding). Inginnya sih menyapih dengan cinta dan lembut, bukan dengan ketakutan atau ancaman. 

ibu menyusui
Menyusui kapanpun dimanapun

Alhamdulilah, ASI-ku masih keluar hingga kini walau tak sebanyak dulu. Yah, sebenarnya dulu pun tak bisa dikatakan banyak, tapi selalu cukup untuk memenuhi kebutuhan anakku. Jujur, dulu aku paling insecure kalau melihat ibu-ibu , influencer-mom atau selebgram yang selalu membagikan hasil ASI perahnya yang selalu banyak bahkan sampai bisa mendonor kepada anak-anak yang membutuhkan.

Mungkin waktu itu aku yang terlalu sensitif dan berada di bawah pengaruh hormon yang tidak seimbang pasca melahirkan. Padahal, jauh sebelum melahirkan, aku sudah mempersiapkan diri dengan berbagai edukasi; mulai dari rutin ikut prenatal yoga, senam hamil, hingga ikut kelas edukasi gentle birth, merawat newborn dan simulasi pijat oksitosin secara offline maupun online.

Keadaanku pasca melahirkan bisa dikatakan kurang beruntung. Aku tidak sempat IMD (Inisiasi Menyusu Dini) bahkan terpaksa harus terpisah ruang dari anakku selama kurang lebih 16 jam karena aku menjalani proses melahirkan secara saecarian (SC). Setelah bertemu anakku pun aku belum bisa menyusuinya secara benar. ASI-ku juga belum keluar. Payudara masih kempes.

Aku menangis setiap malam apalagi saat bayi Azura menangis minta nenen. Hari ketiga di Rumah Sakit, aku meminta bidan untuk melakukan pijat laktasi. Saat itu aku terima saja tawaran untuk dijadikan subjek praktek oleh mahasiswa kebidanan di bawah pengawasan dosennya. Kesempatan juga buatku untuk bertanya kepada dosen tersebut. Empat hari pasca melahirkan barulah ASI-ku terasa mulai keluar dan rembes ke dasterku.

Ibuku yang saat itu membersamaiku selama seminggu, setiap hari, tiga kali sehari memberikanku sayur bening daun katuk. Setelah ibuku kembali ke Kalimantan, aku mulai bingung karena tidak ada yan membuatkanku sayur katuk lagi. Kondisiku pun belum memungkinkan untuk banyak beraktivitas seperti ke pasar atau memasak sendiri. Kami tidak punya ART di rumah.

Aku berusaha mencari tahu, rekomendasi ASI booster yang  ampuh, praktis dan kalau bisa yang alami. Berbagai macam pil ASI booster sudah kutenggak, mulai dari produk lokal sampai internasional. Selama tiga bulan minum bermacam pil rasanya lelah juga. Aku juga merasa khawatir terhadap kesehatan ginjalku.

Beberapa saat kemudian, aku menghadiri event IMBEX (Indonesia Mother and Baby Expo) di JCC Senayan tahun 2018. Disana lah untuk pertama kalinya aku berkenalan dengan ASI Booster yang benar-benar alami, enak, segar dan digemari para ibu menyusui. Namanya, Wake Wake.

Brand “Wake Wake by Lina Winky” ini merupakan pelopor booster ASI berbahan dasar daun bangun-bangun. Penasaran kan daun bangun-bangun itu wujudnya seperti apa?

Taadaaa…. !!! 
daun bangun bangun asi booster terbaik
Tanaman bangun bangun/ torbangun. Foto: detikfood

Mungkin sudah tidak asing lagi bagi sebagian orang. Sepertinya ini salah satu daun-daunan yang aku mainkan di masa kecil, he-he-he.
Daun bangun-bangun yang memiliki nama latin Coleus amboinicus juga dikenal dengan beberapa nama lokal, seperti; torbangun (Sumatra Utara), daun kambing (Madura), daun cumin (Jawa Tengah) daun iwak (Bali).

Daun bangun-bangun ternyata sudah turun-temurun dipercaya oleh masyarakat Sumatra Utara khususnya para ibu yang tinggal disekitar danau Toba. Daun bangun-bagun diyakini bermanfaat untuk membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI selama masa menyusui. Sayur daun bangun-bangun menjadi salah satu sajian istimewa yang dinikmati dengan nasi.

Oh iya, tidak hanya melancarkan ASI, daun bangun-bangun juga banyak khasiat lainnya, yakni sebagai obat malaria, batu ginjal, hingga cacingan dan kejang. Khasiat-khasiat tanaman herbal sebenarnya tidak hanya isapan jempol belaka. Sudah ada penelitian dan uji praklinis yang dilakukan oleh peneliti tanaman obat yang diterbitkan di berbagai jurnal ilmiah.

Oleh sebab itu, ibu Lina berinovasi menciptakan berbagai produk pelancar ASI yang berbahan dasar daun bangun-bangun. Sejak didirikan tahun 2016, kini Wake Wake telah memiliki 10 varian produk yaitu dalam bentuk jus, teh, kripik, cookies, soes,  immune booster (jamu), pudding (agar-agar), springkle, shake dan susu kurma. Wah, enak-enak semua ya, Moms…

varian produk wake wake













Cara mendapatkan produk Wake Wake mudah sekali. Moms bisa pesan via whatsapp messanger maupun e-commerce; shopee, tokopedia, dan bukalapak. Kalau masih penasaran, Moms bisa langsung bertanya ke admin Instagram maupun chat whatsapp.


Jadi mulai sekarang tidak ada lagi alasan untuk berhenti berjuang dalam mengASIhi anak-anak kita ya, Moms. Sebenarnya, yang paling penting adalah hati yang bahagia, bebas stress serta penuh syukur akan sangat melancarkan produksi hormon prolaktin. Pada dasarnya, kalau ibu menyusui rutin mengonsumsi asi booster terbaik dari bahan alami, maka kuantitas dan kualitas ASI terus terjaga bahkan meningkat, nah, hati yang bahagia lah yang melancarkan produksi ASI-nya.

Semangat menyusui, Moms! Be Happy Everyday !
Salam sayang dariku.
sleek baby telon oil usap hangatnya melindungi
Usap Hangatnya, Melindungi (doc. pribadi)


Hai, Apa Kabar?
Semoga sehat dan bahagia selalu ya…

Senang deh rasanya beberapa hari belakangan ini. Aku dapat kabar dari direct message Instagram bahwa salah satu teman SMA, teman kuliah dan istri dari teman lamaku baru saja melahirkan. Wah… Selamat ya kalian  !
Welcome to the club! *cheers*

Kali ini aku pengen banget berbagi cerita tentang salah satu momen yang tak terlupakan sebagai ibu baru.
Waktu itu, Azura belum genap berumur 2 bulan. Aku dan Ayahnya mengajak ia jalan-jalan ke Grand Indonesia. Jarak dari mall tersebut ke rumah kami sebenarnya cukup dekat, hanya 6 km. Kami berada disana pun hanya sebentar, sekitar tiga jam sekadar untuk makan malam, ngobrol dan jalan-jalan menikmati hingar-bingar kehidupan, ceilaaah…

Selama di perjalanan, semuanya baik-baik saja.  Sesampainya di rumah, sekitar pukul delapan malam, kami masih bisa bersih-bersih diri dan bersiap untuk tidur. Azura pun kayaknya masih tampak baik-baik saja sampai pada akhirnya… ia menangis sekencang-kencangnya.

Azura menangis histeris. Badannya seperti kaku dan perutnya agak keras. Jujur saja saat itu aku bingung bukan kepalang. Aku, seorang ibu muda, ibu baru yang tidak pernah didampingi orang tua dalam merawat bayi saat itu merasa benar-benar nge-blank. Sejak lahir, Azura gak pernah menangis sampai sehisteris itu. Menangis sebentar paling minta disusui atau sekadar ingin digendong Mama dan Ayahnya, setelah itu akan diam dengan sendirinya.

Malam itu, aku berusaha menyusuinya, tapi ditolak. Ia tetap menangis kencang sekali. Akhirnya aku memutuskan untuk menelepon Ibuku yang saat itu masih tinggal di Kalimantan. Beliau mencurigai kalau Azura mengalami kembung perut.
Ibuku menyuruh Ayah Zura mencari daun jarak dan beberapa rempah lain. Berhubung sudah malam dan kami tidak tahu dimana mencari bahan-bahan yang disebutkan ibuku tadi, akhirnya Ayah Zura googling tentang cara meredakan perut bayi yang kembung dengan cepat.

Tak lama berselang, kami mendapatkan rekomendasi cara ampuh redakan perut kembung pada bayi, yakni menggunakan minyak telon dan beberapa gerakan pijat. Daripada mencari daun jarak dan rempah lainnya yang entah dimana bisa ditemukan, mending pakai minyak telon saja. Toh, minyak telon juga berbahan dasar alami walau belakangan aku baru tahu bahwa komposisi minyak telon antara brand satu dengan lainnya bisa saja berbeda. Meski agak takut untuk mempraktikkan gerakan pijat bayi pengusir kembung, aku tetap melakukannya sambil berdoa agar anakku segera membaik.
minyak telon cegah kembung
Azura yang semula menangis histeris, perlahan tangisnya mereda setelah sekujur tubuhnya dibaluri minyak telon dan dipijat sesuai arahan video bidan di Youtube. Lega rasanya. Setelah itu aku berkali-kali meminta maaf padanya atas keteledoranku hingga ia harus mengalami perut kembung yang rasanya sangat tidak nyaman. Itulah sebabnya mengapa orang tua harus bisa berpikir jernih dan jangan panik saat menghadapi masalah pada anak. Wajar lah, namanya juga newbie, he-he-he


Belajar dari pengalaman, aku selalu sedia payung sebelum hujan, sedia minyak telon sebelum kembung. Apalagi, belakangan ini cuaca sering berubah-ubah, kadang panas menyengat, berangin, kadang tetiba turun hujan.
                                                                                                                         
Sejak terjadinya pandemik Covid-19 ini pun aku dan Azura sudah di rumah saja. Kalau pun keluar rumah hanya sebatas ke playground di halaman belakang apartemen. Minimal tiga hari dalam seminggu kami harus turun dan terpapar sinar matahari pagi secara langsung.

Tidak hanya terpapar sinar matahari, kami tentu terpapar angin yang kadang berhembus kencang. Orang dewasa saja kadang rasa-rasanya meriang dan mual kalau terkena angin apalagi anak bayi yang lemak tubuhnya masih tipis. Oleh sebab itu, aku selalu antisipasi dengan membalurkan minyak telon di telinga, leher, tubuh, tangan, hingga kaki Azura.

Berhubung diriku sangat picky (pemilih) soal produk yang akan dipakai anak, maka aku selalu pastikan memilih produk yang aman dan terbaik untuk si kecil. Nah, kebetulan aku lagi suka banget pakai produk minyak telon terbaru dari Sleek Baby.

Yup! Sleek Baby sudah mengeluarkan produk inovasi baru berupa Telon Oil (minyak telon), lho!

Jujur saja, selama ini aku mengenal Sleek Baby sebagai merk sabun pembersih yang amat baby friendly dan food grade serta memiliki produk diapers cream. Aku pengguna setia Sleek Baby Laundry Detergent, Bottle, Nipple Cleanser dan Fruit and Vegetable Cleaner.
Tapi… tau nggak sih, Kira-kira apa yang membuat produk Sleek Baby Telon Oil ini patut selalu tersedia di sisi Moms?


kandungan sleek baby telon oil
Kandungan dalam Sleek Baby Telon Oil

Nah, ini dia 5 keunggulan Sleek Baby Telon Oil yang paling kusuka :

#1 Khasiatnya cepat terasa karena kandungannya 2x minyak telon biasa

Ternyata di balik bentuknya yang mungil, Sleek Baby Telon Oil mengandung banyak manfaat, lebih dari sekadar minyak telon. Yang pasti Sleek Baby Telon Oil dipercaya lebih efektif mencegah dan menyembuhkan kembung juga melancarkan pernafasan anak.

Kandungan minyak kelapa selain berfungsi untuk melembabkan kulit anak, juga dapat berfungsi untuk mengatasi gejala eksim (dermatitis atopik) yang berupa ruam kemerahan pada kulit.
Sleek Baby Telon Oil juga membantu melancarkan peredaran darah di tubuh anak saat kita memijat bagian-bagian tubuhnya. Melalui pijatan penuh kasih sayang pula lah tubuh anak akan menjadi lebih rileks.

Kandungan minyak kayu putih yang bersifat dekongestan membantu mengatasi masalah pernafasan bagi anak dan dewasa. Masalah pernafasan yang umumnya terjadi pada anak, seperti hidung tersumbat dan sakit tenggorokan. Cara penggunaannya sangat gampang, yakni dengan meneteskan Sleek Baby Telon Oil secukupnya di dalam wadah atau baskom berisi air hangat lalu uapnya dapat dihirup anak.

#2 Berbahan dasar 100% alami dan ada kandungan antibacterial

Penting diketahui bahwa Sleek Baby Telon Oil memiliki komposisi 100% dari bahan-bahan alami yang terdiri dari: Minyak Kelapa (Oleum cocos) 60%, Minyak Anisi atau yang dikenal sebagai adas  manis (Oleum Anisi) 20%, dan Minyak Kayu Putih (Oleum Cajuputi) 20%.

Pssst… ternyata kandungan minyak anisi dalam Sleek Baby Telon Oil 2x lebih banyak dibanding minyak telon biasa. Oleh sebab itu, Sleek Baby Telon Oil dipercaya akan memberikan lebih banyak perlindungan dan manfaat untuk membantu menjaga bayi dari bakteri yang menyebabkan iritasi kulit & masalah pernapasan (Influenza). Menjaga sistem pernapasan bayi dalam kondisi baik dan membantu memudahkan pernapasan selama batuk. Membantu mengurangi mual dan menjaga bayi tetap dalam kondisi bahagia.

#3 Packaging-nya Travel-friendly

Ini dia salah dua alasan kenapa aku kepincut sama Sleek Baby Telon Oil. Ya, karena packaging-nya yang ringkas banget dan tersedia dalam dua ukuran: 30ml dan 70ml.
minyak telon travel sizeBentuknya pipih dengan dilengkapi tutup flip-flop anti tumpah, sehingga bisa diselipkan dalam kantong. Fix! Cocok jadi minyak telon andalan saat bepergian kemana saja.

#4 Aromanya wangi, segar dan menenangkan bayi.
Sleek Baby Telon Oil ini pastinya tanpa bahan tambahan parfum (fragrance). Aroma kuat yang dihasilkan berasal dari minyak kayu putih.

#5 Halal dan Teruji Klinis
Jelas ya, Moms, ada logo “halal” dari MUI dan sudah bersertifikat lolos uji dermatologically tested dan hypoallergenic tested.

Setelah menemukan dan meraskan sendiri manfaat minyak telon dari Sleek Baby, aku rekomendasikan ini sebagai pilihan terbaik untuk anak terutama di 1000 Hari Pertama Kehidupannya.

Sleek Baby Telon Oil juga dapat dijadikan perlengkapan bayi yang aman sebagai hadiah bagi teman atau saudara Moms yang baru saja melahirkan. Aku jamin, mereka pasti suka.
Lebih baik selalu siap sedia untuk berbagai kemungkinan, kan Moms...
Yuk, bersama melindungi ☺


#SleekBaby #BersamaMelindungi #SleekBabyTelonOil 

Kunjungi Instagram @Sleekbaby_idWebsite https://www.sleekbaby.co.id/ 

Hai, Apa kabar?


Semoga kita semua senantiasa dalam keadaan sehat dan bahagia, ya.

Sejak Virus Covid-19 menjadi pandemi dan masuk ke Indonesia, tentu kita sebagai pribadi dan juga orang tua dari anak-anak merasa amat khawatir. Apalagi anakku, Azura, yang jarang sekali sakit, tetiba demam tinggi pada awal bulan Februari 2020.

Jelas saat itu kami sudah parno duluan. Untungnya suamiku terus mengingatkan agar tidak panik. Aku pun berusaha melakukan apa yang bisa dilakukan agar Azura cepat sembuh dan ceria lagi.

Berhubung sudah satu minggu Azura demam, kami membawanya ke rumah sakit untuk mendapat saran dokter dan resep obat. Alih-alih memberikan obat, dokter menyarankan kami untuk melakukan tindakan pengobatan secara alami terlebih dulu yakni dengan melakukan beberapa cara berikut:

#1 Istirahat Total

Aku kembali diingatkan bahwa anak-anak seumuran Azura (2 tahun) jam tidurnya harus cukup yakni sekitar 11 - 14 jam sehari. Rasa-rasanya belakangan ini Azura memang kurang istirahat karena di akhir Desember sampai Januari lalu kami baru saja melakukan perjalanan ke Bromo di Jawa Timur lanjut ke rumah eyang di Solo, Jawa Tengah.

Saat tidur siang dan malam, sebaiknya kenakan pakaian yang nyaman, tipis dan ringan. Tidak disarankan memakai selimut karena panas tubuh yang keluar harus dilepaskan ke udara. Jika memakai AC, suhu ruangan diatur minimal 25 derajat celcius.

#2 Berjemur Matahari Pagi

Berjemur atau terpapar sinar matahari pagi disarankan 10-15 menit saja sudah cukup asalkan menggunakan pakaian seminimal mungkin.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa mendapatkan sinar matahari pagi baik bagi kesehatan karena dapat mengubah pro-vitamin D menjadi vitamin D yang sangat penting bagi tubuh. Sekitar 80 persen vitamin D yang dibutuhkan tubuh berasal dari sinar matahari.
#3 Penuhi Asupan Nutrisi Bergizi Seimbang

Mungkin sebagian besar ibu-ibu sudah khatam ya dengan perihal asupan anak bernutrisi, bergizi seimbang, bahkan sudah mengikuti panduan ‘isi piringku’.

Boleh dibilang aku merupakan salah satu ibu yang belum khatam, sedih ya. Aku merasa kurang kompeten urusan dapur dan memasak. Namun, aku percaya bahwa “every mom is a supermom” jadi, aku tetap berusaha memenuhi gizi Azura sebisa mungkin. Toh ternyata masak sayur bening, oseng-oseng, capcay, ikan goreng, telur dadar, kentang atau ubi ungu rebus dan seterusnya sangat mudah, murah, bergizi tentunya.

#4 Minum Air Putih

Minum air putih penting sekali bagi tubuh kita supaya terhindar dari dehidrasi. Faktanya, anak usia 1-12 tahun memiliki persentase kadar air 49-75% atau rata-rata sekitar 69%.

Nah, dokter yang ku temui pun menyarankan agar Azura selalu ditawarkan minum air putih baik saat dia merasa haus ataupun tidak. Gampangnya sih, air putih yang diminum akan dikeluarkan lagi oleg tubuh melalui air seni/pipis.

#5 Perkuat Sistem Imun dengan STIMUNO

Acap kali konsultasi ke dokter soal keluhan demam atau batuk-pilek, rasa-rasanya tak pernah bosan dokter mengingatkan agar kita selalu menjaga dan memperkuat imunitas tubuh. Imun atau daya tahan tubuh kita bekerja begitu keras mengingat setiap hari tubuh kita selalu berinteraksi dengan polusi, kuman, bakteri dan virus. Terlebih bagi anak-anak seumuran Azura yang sedang begitu aktif bergerak untuk mengeksplorasi dunianya tentu butuh imun tubuh yang prima.
Mengonsumsi Stimuno secara rutin sesuai dosis dapat membantu mempercepat penyembuhan pada anak yang sedang sakit sehingga tahap dan waktu penyembuhan bisa dipercepat. Pada anak sehat, Stimuno membantu mencegah penyakit. Namun, perlu diketahui, demam merupakan gejala awal atau peringatan dari tubuh saat sedang melawan virus atau bakteri. Jika imunitas tubuh kuat, maka penyakit akan kalah.

varian produk stimuno

Sebagai garda pertahanan kesehatan keluarga, aku selalu berusaha menjaga imunitas keluargaku dengan memberikan multivitamin yang terbaik. Sejauh ini, multivitamin terbaik yang aku percaya untuk dikonsumsi diriku, suami dan anakku hanya dari Stimuno.

Mengapa memilih Stimuno?

Kita semua tahu bahwa Ibu adalah “super mom” yang harus bisa jadi apa saja, termasuk jadi “dokter keluarga”. Eits, bukan mau sok ‘keminter’, tapi yang terjadi di lapangan memang demikian. Ibu harus tahu apa yang layak diberikan dan dikonsumsi untuk keluarganya, termasuk soal pemberian makanan, obat pun multivitamin agar semua tetap sehat dan kalaupun sakit agar segera pulih kembali.

Faktor utama dalam menentukan produk multivitamin mana yang terbaik untuk dikonsumsi anak-anak terutama balita sudah tentu menelaah komposisinya. Aku berusaha mencari produk yang tidak mengandung bahan kimia sintetik karena takut efek sampingnya terutama bagi organ hati dan ginjal. Untungnya, aku menemukan Stimuno dari Dexa Medika yang tergolong obat herbal berbahan dasar alami.

Aku mempercayakan Stimuno sebagai multivitamin yang dikonsumsi anak dan suami tentu dengan beberapa alasan yang kuat, yakni:
  • Paling penting bagiku: TERUJI KLINIS ! Yup, Stimuno merupakan sаtu-ѕаtunуа іmunоmоdulаtоr yang sudah teruji klinis dеngаn standar FITOFARMAKA.
  • Stimuno mengandung ekstrak dari tanaman meniran hijau (Phyllanthus niruri sp) yang dipercaya mampu mencegah infeksi bakteri atau virus di dalam tubuh manusia dan mempercepat proses penyembuhan penyakit. Kandungan antioksidan yang terdapat dalam daun meniran, berfungsi melawan radikal bebas dan memperkuat sistem imun tubuh. 
  • Tanaman Mеnіrаn ѕеbаgаі bаhаn dasar Stіmunо dіbudіdауаkаn dеngаn teknologi modern mengikuti ѕtаndаr GAP (Gооd Agriculture – Practices) dan dірrоѕеѕ mengikuti ѕtаndаr с-GMP (сurrеnt-Gооd Mаnufасturіng Prасtісеѕ) dan CPOB (Cara Pеmbuаtаn Obat уаng Baik) ѕеѕuаі standar іnduѕtrі farmasi. 
  • Stimuno sudah bersertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan nomor sertifikat 00130096150519, sudah terdaftar BPOM dengan nomor registrasi FF172600721. 
  • Stimuno termasuk golongan obat herbal yang dijual bebas. Bisa dikonsumsi anak-anak (>1 tahun) dan orang dewasa. Tidak disarankan untuk ibu hamil dan menyusui. 
  • Rasanya enak sehingga disukai anak-anak. Stimuno memiliki tiga varian rasa, yaitu rasa original, jeruk dan anggur. Sementara untuk Stimuno kemasan sachet isi 5 ml tersedia dalam rasa jeruk beri yang manis dan segar. 
  • Mudah didapat. Stimuno sudah tersedia di supermarket terdekat, di apotek dan berbagai e-commerce seperti Shopee, Lazada, Tokopedia, Blibli, dll. 
ilustrasi uji klinik fitofarmaka meniran stimuno 
STIMUNO Telah Teruji Praklinis dan Uji Klinis

Stimuno merupakan produk pioneer Fitofarmaka di Indonesia. Fitofarmaka (clinical based herbal medicine) adalah bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan obat modern. Fitofarmaka telah ditunjang dengan bukti ilmiah melalui uji praklinis dan uji klinis, artinya bahan baku dan produk telah terstandardisasi dan memenuhi syarat mutu.

Dilansir dari pemaparan Kepala Pusat Studi Obat Bahan Alam (PS-OBA) Prof. Dr. Sumali Wiryowidagdo, Uji Praklinis terdiri dari uji khasiat dan uji keamanan. Uji keamanan bertujuan untuk mengetahui kandungan racun (toksisitas) dalam suatu bahan herbal. Setelah uji praklinis, dapat diketahui keamanan, dosis untuk terapi, khasiat dan efek samping dari bahan herbal tersebut.

Setelah suatu bahan tanaman obat herbal dinyatakan lolos uji praklinis, barulah selanjutnya dilakukan uji klinis. Uji klinis dilakukan kepada manusia agar diketahui pasti khasiatnya. Uji klinis dilakukan dalam 4 fase pengujian, yakni:

Fase 1 : calon obat diuji pada individu sehat sebanyak 25-50 orang guna mengetahui apakah khasiat yang diamati pada hewan percobaan juga tampak pada manusia dan untuk mengetahui rentang dosis maksimum.

Fase 2 : calon obat diuji pada 100-200 orang pasien tertentu, bertujuan untuk melihat efek yang potensial dengan efek samping rendah/tidak toksik (efek farmakologik) pada obat.

Fase 3 : melibatkan kelompok besar pasien (mencapai ribuan, 300-3000 orang pasien), biasanya multicenter. Tujuannya untuk memastikan bahwa suatu obat baru benar-benar berkhasiat dan terjamin keamanannya. Pada tahap ini, obat baru diizinkan untuk diproduksi oleh industri sebagai legal drug dan dipasarkan dengan merk dagang tertentu serta dapat diresepkan oleh dokter.

Fase 4 : studi pasca pemasaran (post marketing surveillance) yang diamati pada pasien dengan berbagai kondisi, berbagai usia dan ras, studi ini dilakukan dalam jangka waktu lama untuk melihat nilai terapeutik dan pengalaman jangka panjang dalam menggunakan obat.

Uji klinis dianggap cukup sulit dan berbiaya mahal karena melibatkan dokter dari rumah sakit serta diujicobakan kepada pasien sakit juga orang sehat sebagai pembanding. Oleh sebab itu, Badan POM Republik Indonesia menempatkan Fitofarmaka sebagai status sertifikasi obat herbal BPOM level tertinggi, disusul Obat Herbal Terstandar (OHT) lalu Obat Bahan Alam (OBA) di level paling bawah.

video stimuno lolos uji klinis

Keutamaan Fitofarmaka yang membuatku yakin tentunya karena berbahan dasar alami dan aman dikonsumsi rutin setiap hari dalam jangka waktu yang lebih lama dibanding obat kimia (sekitar 6 bulan). Tidak ada efek samping yang akan timbul di masa mendatang, artinya bahwa obat Fitofarmaka lebih aman bila dikonsumsi anak-anak bahkan balita.

Meski demikian, penggunaan obat apapun sebaiknya tetap harus dikonsultasikan terlebih dahulu ke dokter. Sebagai “super mom” kita wajib cermat membaca label, menakar dosis yang tepat dan interaksi obat terhadap obat lainnya sehingga tidak menimbulkan efek samping.

Bagaimana, Moms, Dads? sudah semakin paham kan mengapa produk Stimuno layak untuk dikonsumsi seluruh anggota keluarga?

Stimuno seperti paket lengkap dalam satu produk. Khasiatnya luar biasa, yakni disaat tubuh anak sedang fit, Stimuno berperan sebagai suplemen peningkat daya tahan tubuh. Saat anak sakit, Stimuno berperan memperkuat imunitas dan mempercepat proses penyembuhan. Produk Stimuno sudah teruji klinis, halal, terdaftar di BPOM RI, mudah didapatkan, harga terjangkau dan rasanya disukai semua kalangan, baik dewasa juga anak-anak. Jadi, Azura bebas berekspolrasi dan menemukan dunianya tanpa takut sakit karena ada Stimuno penjaga imun !

Because, every mom is a super mom, we choose the best for dearest one.


#StimunoPenjagaImun #GakTakutSakit #Stimuno #MomiXStimuno #EveryMomisASuperMom


Info penting lain tentang STIMUNO cek di sini ya : https://sahabatdexa.com/stimuno






Sumber Rujukan:

Kliping Surat Kabar Media Indonesia Rabu, 21 Juni 2006, Hal. 21, Kolom 6-7, “Proses Uji Klinis Sama Dengan Obat Kimia”
(https://www.ui.ac.id/download/kliping/220606/Proses_Uji_Klinis_Sama_Dengan_Obat_Kimia.pdf)

I Made Jawi, Peran Prosedur Uji Praklinik dan Uji Klinik dalam Pemanfaatan Obat Herbal, (https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/767616f64cd58798f36164d0c9396ffb.pdf)

Halo, Apa Kabar?

in , by nyakizza.blogspot.com, 16.59
Permisi Pak, Buk, Mas, Mbak...
Ini blog apa blog ya? sarang laba-laba ada dimana-mana
he-he-he

Halo... Selamat datang kembali di blogku, rumahku, ceritaku.
Apa kabar kamu?

Parah sih ya, blog ini tidak dihuni selama empat tahun lamanya karena kena restrict dan terabaikan gitu aja.
Pada akhirnya aku mampu membuka kembali blog ini setelah mendapat bantuan dari seorang teman lama. Baik banget ya dia.
Itulah mengapa aku sangat bersyukur mempunyai teman yang baik hati dan suka menolong.
Yuk berteman di dunia maya maupun nyata, he-he-he

Empat tahun, bukan waktu yang sebentar tapi begitu cepat berlalu.
Empat tahun lalu, aku masih seorang remaja labil yang hobinya berkeliaran, pulang dini hari, tidur hingga pagi menjelang siang, dan jarang dikosan. 
Empat tahun lalu, aku masih berusia 21 tahun. Sukanya seradag-serudug ngerjain apa aja yang bisa dikerjain. Motret prewed, oke. Jadi pencuci piring di kondangan, oke. Jadi videographer akad nikah, oke. Wah, banyak sih yang bisa dikerjakan dan gak semua teman-temanku tau hal itu.
Bahkan, anak kos aku cuma taunya ya aku ini anak yang liar, jarang di kos, bahkan aku ga hapal nama anak-anak kos di kosan terakhirku.
Kalo di kos-kosan sebelumnya, aku lah satu-satunya anak kos yang bertahan dan hapal semua adik-adik kosku walau jarang main sama mereka.

Duh, kalo bahas kehidupanku selama 4 tahun vakum dari blog mah bias diurai jadi beberapa post nih.
Insyaa Allah deh ya, satu persatu hal yang berkesan akan kuceritakan disini hingga kini bias jadi "aku" yang sekarang.

Banyak banget, jatuh-bangun, sakit-sembuh, pelajaran berharga dari pengalaman hidup yang aku lalui.
Empat tahun belakangan ini benar-benar membentuk mentalku dan melahirkan seorang Izza menjadi manusia baru.
Satu kata buat empat tahun belakangan ini, "GILA !!!"
dua kata deh, "GILA BANGET !" hahaha

Kenapa "gila" ?
Gila aja gitu, gak nyangka bias melalui semuanya.
Gak nyangka bias ngambil keputusan terbesar ter-high risk dalam hidup, yakni menikah dengan seorang laki-laki. Pertemuanku dengan suami akan kuceritakan secara terpisah, ya...
Gak nyangka aku pada akhirnya bisa melepaskan, mengikhlaskan amarah karena gagal dalam bekerja dan melepaskan studi S2 di Universitas Indonesia yang telah kuidamkan sejak di bangku SMA.
Gak nyangka pada akhirnya aku bisa melihat wajah anakku yang keluar dari rahimku ternyata semenggemaskan itu.
Gak nyangka aku bisa menjadi ibu, yaaah, walaupun belum sempurna sama sekali.

Sunguh banyak sekali yang terjadi dan itu semua rencana sekaligus berkat Tuhan padaku.

Kira-kira, untuk post BLOG REBORN ku yang pertama, enaknya cerita tentang apa ya?
Kasih pendapatmu di kolom komentar ya, aku tunggu

BE HAPPY EVERYDAY !




BERFOYA-FOYA MENJELANG HARI RAYA

in , , by nyakizza.blogspot.com, 11.52

Konsumsi yang boros pada hari-hari menjelang hari raya Idul Fitri ...

Pendahuluan

Hari-hari dalam bulan Ramadhan menjadi hari-hari yang paling istimewa bagi umat Islam seantero dunia.  Selama bulan Ramadhan, umat Islam diwajibkan menjalankan ibadah puasa. Ibadah puasa merupakan simbol dari laku prihatin seorang manusia, dimana seseorang dilatih untuk mampu menahan segala hawa nafsu keduniawiannya dan lebih banyak mendekatkan diri pada Sang Khalik. Sehingga, pada akhirnya, Idul Fitri menjadi puncak perayaan kemenangan seorang muslim dalam memerangi hawa nafsunya sendiri dan menjadi pribadi yang fitrah atau suci kembali.
Hari raya Idul Fitri dirayakan umat Islam dalam satu tahun sekali setelah berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadhan. Untuk menyambut hari raya Idul Fitri, umat Islam berusaha menyediakan dana khusus yang tak jarang jumlahnya sangat banyak. Umat Islam pada kenyataannya sering alpa akan tujuan utamanya di bulan Ramadhan ini. Hari-hari istimewa yang penuh berkah yang seharusnya dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk beribadah, justru digunakan untuk memenuhi berbagai tuntutan diri, menuruti hawa nafsu. Kegiatan mengkonsumsi merupakan hal yang wajar dalam kehidupan ini, bahkan bisa saya katakana suatu kebutuhan untuk mempertahankan hidup. Namun, masyarakat sudah tidak lagi mengkonsumsi kebutuhan hidup, melainkan terjebak dalam perilaku konsumsi yang boros. Konsumsi lebih mencirikan adanya usaha manusia menemukan konsepsi dirinya atau identitas diri. Tak jarang, masyarakat mengkonsumsi merek dagang, gaya hidup dan prestise ketimbang nilai guna.
Orang-orang akan mengumpulkan uang sebanyak mungkin dan uang yang terkumpul sebagian besar akan dialokasikan sebagai dana hari raya. Dana hari raya tersebut akan  dialokasikan sebagian besar untuk membeli pakaian yang baru dan bagus, sajian hari raya berupa makanan ringan (kue-kue kering dan basah, softdrink atau sirup) hingga makanan berat (nasi dan lauk-pauk). Belum lagi orang tua harus menyisihkan sebagian uangnya untuk dimasukkan ke dalam amplop sebagai salam tempel bagi anak-anak saudaranya.
Kebutuhan akan pakaian bagus dan sajian lebaran ini dilihat oleh para kapitalis sebagai kesempatan yang sangat tepat untuk meraup keuntungan besar. Pada pasar-pasar tradisional, menjelang hari raya pasti akan penuh sesak oleh ibu-ibu yang berbelanja berbagai kebutuhan konsumsi di hari raya. Permintaan akan daging sapi dan ayam akan meningkat tajam. Kebiasaan para ibu menyajikan rendang sapi atau opor ayam sudah dipahami semua pedagang daging dan bumbu dapur. Para pedagang daging dan bumbu dapur (tomat, cabe, kunyit, dst) memanfaatkan keadaan ini untuk memperoleh laba yang banyak. Mereka akan menaikkan harga jual hingga mencapai 50%. Bahkan parahnya lagi, untuk daerah-daerah di luar Jawa, pedagang berani menaikkan harga jual sebanyak 100% dari harga jual pada hari biasa. Umumnya mereka beralasan harga barang kebutuhan naik dan ongkos kirim menggunakan kapal laut juga naik, jadi mau tidak mau mereka ikut menaikkan harga penjualan. Peningkatan harga yang signifikan ini, memang menuai banyak keluhan dari para ibu, namun kebutuhan tetap saja kebutuhan, mereka tetap membeli barang tersebut. Kenaikan harga barang justru sudah dianggap wajar.
            Pada pusat-pusat perbelanjaan seperti mall atau plaza, sudah menjadi kebiasaan di setiap mendekati hari raya Idul Fitri mengadakan bazar atau diskon atau disebut juga great sale. Hampir semua produk yang ditawarkan mendapatkan potongan harga (diskon) 10% hingga 70%, ada pula penawaran diskon bertingkat, yaitu misalnya 20%+20% hingga diskon tertinggi mencapai 50%+50% off. Penawaran potongan harga begitu gencar dilaksanakan. Spanduk-spanduk informasi diskon dipajang dimana-mana, membuat orang tertarik untuk datang ke pusat perbelanjaan, berbondong-bondong.

            Melihat berbagai fenomena ekonomi, sosial dan budaya yang terjadi pada hari-hari menjelang hari raya Idul Fitri, ada hal yang sebenarnya sangat penting untuk dipahami masyarakat sebagai sebuah masalah yang harus segera dicarikan solusinya. Bagaimana bentuk-bentuk tradisi konsumsi pada hari-hari menjelang perayaan hari raya Idul Fitri?  Mengapa setiap menjelang Ramadhan dan hari raya Idul Fitri harga barang meroket? Mengapa pula masyarakat ‘dibuai’ dengan berbagai penawaran diskon yang menyebabkan masyarakat ‘jor-joran’ mengeluaran uangnya sehingga menciptakan suatu perilaku konsumsi yang boros?

Produksi dan konsumsi merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam sosiologi sudah banyak yang mengkaji masalah produksi, namun baru sedikit yang mempunyai ketertarikan pada masalah konsumsi. Baru-baru ini masalah konsumsi semakin banyak dilirik oleh para sosiolog. Pada teori sosial posmodern, masyarakat era posmodernis digambarkan sebagai masyarakat konsumen. Intinya, teori posmodern memiliki penekanan bahwa konsumsi memainkan suatu peran penting (sentral) pada teori tersebut.
Perilaku konsumsi dipandang bukan lagi sekadar untuk memenuhi berbagai kebutuhan primer yang bersifat fisik dan biologi seseorang tetapi berkaitan erat dengan berbagai aspek sosial budaya. Pada setiap perilaku konsumsi selalu terdapat unsur selera, simbol identitas dan gaya hidup. Ketiga unsur tersebut dapat berubah sesuai dengan persepsi orang terhadap suatu barang dan dipengaruhi oleh persepsi orang lain disekitarnya. Selera menjadi hal yang sangat labil karena begitu mudah berubah ketika seseorang mendapat pengaruh dari orang lain. Barang yang dikonsumsi pun menjadi suatu simbol identitas yang menunjukkan dimana posisi seseorang berada. Pada akhirnya, konsumsi menjadi sebuah gaya hidup yang tak terelakkan bahkan selalu dibutuhkan.
Sosiolog yang pemikirannya tentang konsumsi selalu dipakai sebagai referensi adalah Thorstein Veblen dan B. F Skinner dengan teori behavioristik untuk mengkaji fenomena diskon.
Veblen (1899/1994) mengenalkan konsep “konsumsi yang boros” dan memandang selera sebagai senjata dalam berkompetisi. Kompetisi yang dimaksud disini adalah pertunjukan keperkasaan seseorang yang sangat dihargai dalam wujud keperkasaan fisik (pada masyarakat tradisional) dan keperkasaan atas simbol-simbol pemilikan kesejahteraan (pada masyarakat industi/modern).
Sementara itu, B. F. Skinner dalam teori behavioristiknya , menyebutkan bahwa semakin meningkatnya keuntungan perusahaan menjadikan suatu penguatan (reinforcement) bagi perusahaan sehingga mempengaruhi perilaku perusahaan (respon). Respon dari perusahaan tersebut adalah dengan diberikannya hadiah dan diskon kepada konsumen sehingga konsumen tetap mengkonsumsi barang-barang yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut. Logikanya, semakin banyak diskon (misalnya dengan promosi “buy two pieces, get one, free”) dapat meningkatkan permintaan dari konsumen dan perusahaan memperoleh keuntungan.
-

Seluruh umat Islam di dunia merayakan hari raya Idul Fitri sebagai wujud kemenangan mereka atas perlawanan terhadap berbagai hawa nafsu keduniawian. Pada hari raya Idul Fitri ini, umat Islam akan merayakannya dengan meriah. Semua orang bersenang-senang. Perayaan hari raya Idul Fitri tak dapat dipisahkan dari unsur sosial, budaya dan tentunya ekonomi. Perilaku-perilaku ekonomi yang mengarah pada perilaku konsumsi yang boros tampak jelas, terutama pada hari-hari menjelang perayaan hari raya Idul Fitri.

“Dan diceritakan dari Ibnu Umar r.a. bahwa dia memakai pakaiannya yang paling indah pada dua hari raya (Sunan Al-Baihaqi: 3/281) Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata: “Dan Nabi saw memakai pakaian yang paling indah pada dua hari raya, maka beliau memiliki pakaian khusus yang dipakainya pada dua hari raya dan hari Jum’at” (Zadul Ma’ad: 1/441)”
Hadist yang menganjurkan umat Islam untuk mengenakan pakaian yang terbaik pada hari raya Idul Fitri telah dipahami secara keliru oleh umat Islam itu sendiri. Pakaian yang terbaik dipahami secara polos sebagai pakaian baru yang menjadi keharusan dan menimbulkan sikap konsumtif dalam masyarakat. Terkadang, orang tua merasa gagal ketika tak mampu memberikan anak-anaknya pakaian baru di hari raya. Demi mendapatkan barang-barang yang mereka inginkan, orang berkerja keras dan rela jor-joran mengeluarkan uang yang telah mereka kumpulkan. Padahal dalam hadist lain disebutkan bahwa berlebih-lebihan adalah perbuatan yang sangat dibenci Allah SWT.

Untuk memenuhi kebutuhan primer maupun sekundernya menjelang hari raya, masyarakat umumnya akan pergi berbelanja ke pasar tradisional dan pasar modern. Namun, belakangan ini, terdapat modifikasi bentuk pasar yang menyesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi yaitu ditandai dengan munculnya pasar-pasar maya atau pasar online. Di pasar online, calon pembeli tidak dapat melihat dan meraba barang yang akan ia beli secara langsung. Pada setiap jenis pasar akan menunjukkan perilaku-perilaku konsumsi yang sama yaitu konsumsi yang boros. Bahkan demi memilki sesuatu yang baru di hari ‘kemenangan’ ini, tak jarang mereka menahan malu untuk meminjam sejumlah uang pada kerabat maupun melakukan pembelian dengan sistem pembayaran kredit.

Konsumsi yang Boros

Jauh-jauh hari sebelum perayaan hari raya Idul Fitri berlangsung, sekitar sebulan sebelumnya, baik pasar tradisional maupun pasar modern sudah dibanjiri pengunjung. Pengunjung datang dengan motif dan tujuannya masing-masing. Di pasar tradisional, kebanyakan pengunjung yang datang membeli sembako yang jumlahnya banyak atau grosir. Sebagian besar pembeli barang dalam jumlah banyak (grosir) ini bertujuan untuk menyetok bahan makanan pokok sebelum harganya lebih tinggi lagi, ada yang berencana menjual makanan, dan adapula yang akan menjualnya lagi secara eceran.
Memanfaatkan  momentum hari raya Idul Fitri, pusat-pusat perbelanjaan atau mall mulai menggelar pesta diskon. Pusat-pusat perbelanjaan itu menawarkan potongan harga yang sangat menggiurkan, mulai dari potongan terendah 10% hingga 70%, bahkan ada pula potongan harga bertingkat misalnya 20%+20% hingga 50%+50% dari harga normal. Penawaran yang sangat menarik bagi masyarakat untuk memiliki barang yang lebih murah dari harga normal di hari biasa. Oleh sebab itu, pusat-pusat perbelanjaan yang penuh sesak oleh pengunjung pada bulan Ramadhan maupun di hari-hari menjelang hari raya sudah menjadi pemandangan yang lumrah. Mereka datang dengan berbagai motif. Ada yang memang datang untuk berbelanja karena riil demi memenuhi kebutuhan hari raya, ada yang sekadar ingin memenuhi hasrat untuk memiliki suatu barang yang diidam-idamkan sejak lama, ada pula yang sekadar ingin memuaskan imajinasi semata. Mall memfasilitasi imajinasi konsumsi manusia. Semua orang bisa datang ke mall dengan berbagai tujuan, tidak hanya untuk berbelanja. Mall menjadi sarana rekreasi pribadi hingga keluarga. Tidak harus membeli apapun, kita bisa mencoba-coba barang yang dijajakan di mall. Mall terlihat layaknya rimba, rimba produk kapital yang jika tersesat di dalamnya, maka seseorang bisa menjadi lupa diri. Lupa diri disini dalam hal membelanjakan uang sehingga menimbulkan perilaku konsumsi yang boros.
Penawaran diskon dan hadiah pada sebagian besar barang di mall menjadi daya tarik yang begitu dahsyat bagi para konsumen. Diskon dan hadiah bagi B. F. Skinner merupakan wujud respon dari perusahaan kapital kepada para konsumen setianya. Berkat kesetiaan konsumen produk mereka, perusahaan yang memproduksi barang tersebut meraup untung besar. Tentu perusahaan tak ingin kehilangan konsumen mereka, alih-alih dibuatkanlah diskon-diskon dan hadia menarik. Dengan alih-alih diskon dan hadiah ini, konsumen terus berbelanja, terus mengkonsumsi. Konsumen kadang merasa perusahaan kapital ini tampak sangat berbaik hati, padahal pada kenyataannya justru mereka semakin untung.
Harga diskon dan hadiah (buy one, get one free misalnya) memiliki keterkaitan yang membentuk perilaku konsumsi yang boros dalam masyarakat. Perusahaan kapital telah mempermainkan emosional konsumen dengan strategi dagangnya ini. Sehingga harga diskon dan hadiah menjadi salah satu faktor yang dapat memotivasi konsumen untuk melakukan belanja hedonic. Didukung pula oleh suasana mall yang menyenangkan karena diiringi musik yang membangun mood serta suara pramuniaga di microphone yang sedang memberikan informasi terkait harga barang begitu menggairahkan. Fenomena yang paling mencolok adalah dimana rata-rata penawaran diskon ditujukan bagi kaum perempuan. Kebanyakan penawaran diskon diberlakukan pada pakaian-pakaian maupun aksesoris perempuan. Kapitalis cerdas menilai bahwa pengunjung pusat perbelanjaan kebanyakan dari kaum hawa dan secara psikologis, perempuan lebih mudah terhanyut dalam penawaran. Pusat perbelanjaan dianggap sebagai area kekuasaan para kaum perempuan. Konsepsi dalam masyarakat memposisikan perempuan sebagai manajer keuangan rumah tangga dan berbelanja menjadi keahlian seorang perempuan. Bagi sebagian konsumen dengan penghasilan dan daya beli tinggi, membeli produk atau barang dengan harga mahal tanpa diskon sekalipun dapat memberikan suatu pengalaman belanja yang menyenangkan. Namun, bagi sebagian orang lagi yang berdaya beli menengah ke bawah, mendapatkan barang yang banyak dengan harga yang relatif murah menjadi suatu prestasi yang membanggakan.
Tak mau kalah dari pusat-pusat perbelanjaan modern, pedagang di pasar tradisional pun akan menawarkan kebahagiaan tersendiri bagi konsumennya. Pedagang di pasar tradisional biasanya akan membuat penawaran cuci gudang atau obral barang dengan harga murah. Tujuan utama adanya cuci gudang ini adalah  untuk menghabiskan stok-stok barang lama di gudang dengan menjual barang-barang tersebut dengan harga yang cukup murah. Mereka tidak mengambil untung terlalu banyak seperti pada hari-hari biasanya. Yang utama adalah barang mereka cepat laku dan pedagang dapat keuntungan dan dapat mengisi toko dengan barang-barang baru dengan gaya yang lebih up to date.
Kesenangan yang dirasakan oleh konsumen pada saat mencari-cari produk dengan harga obral, melalui prosesi tawar-menawar harga dengan penjual, memilih-milih barang sesuai selera dan akhirnya berhasil menemukan produk sesuai dengan keinginan serta mendapatkan harga termurah tampaknya menjadi suatu tantangan dan sumber kebahagiaan tersendiri bagi konsumen di pasar tradisional. Barang yang sebenarnya tidak perlu, menjadi perlu karena konsumen diliputi perasaan ‘lapar mata’. Tanpa berpikir panjang, konsumen mengeluarkan sejumlah uang dan segera ia memiliki barang yang menarik di mata, namun belum tentu berguna di kemudian hari.
Masyarakat sangat difasilitasi untuk berbelanja, yang berarti mengonsumsi terus menerus. Munculnya tuntutan baru dari pegawai kepada pimpinannya karena gaji bulanan dianggap hanya memenuhi kebutuhan harian, sementara ada kebutuhan lain yang lebih besar di hari raya memunculkan adanya dana Tunjangan Hari Raya (THR). THR dalam hal ini menjadi suatu tanggung jawab sosial yang harus ditunaikan oleh para pemimpin kepada para karyawannya. THR ini pulalah yang dimanfaatkan sebagian besar masyarakat yang bekerja sebagai karyawan baik negeri maupun swasta untuk berbelanja.
Selain dukungan dana THR, adanya kesempatan yang begitu luas di waktu libur membuat konsumsi terus berlanjut. Leissure class sebagaimana yang dikemukakan Veblen dalam bukunya yang tersohor, The Theory of the Leissure Class (1899/1994) dipahami sebagaimana para pemimpin bisnis yang mendiami struktur kelas tertinggi yang memiliki waktu luang dan melakukan konsumsi yang boros. Pada era ini, waktu luang tak hanya dimiliki oleh para pemimpin bisnis. Waktu luang adalah milik semua orang dari semua kalangan. Waktu liburan atau cuti menjelang hari raya (bagi pegawai negeri sipil) menunjukkan adanya waktu luang dimana seseorang sedang tidak produktif.  Waktu libur menjelang hari raya Idul Fitri  ini kebanyakan digunakan untuk mempersiapkan hari raya yaitu dengan berbelanja berbagai keperluan perayaan. Keperluan  perayaan Idul Fitri yang paling mencolok berupa  jamuan hari raya seperti aneka kue kering, sirup, dan lauk-pauk khas hari raya Idul Fitri. Selain itu yang tak kalah pentingnya adalah pakaian baru yang digunakan pada saat hari raya dan dikenakan pada saat bersilaturahmi ke tempat sanak saudara juga tetangga-tetangga sekitar.

Konsumsi meningkat, Harga melambung tinggi

Fenomena melambungnya harga barang kebutuhan pokok di bulan Ramadhan dan hari-hari menjelang perayaan hari raya Idul Fitri rutin terjadi di setiap tahun. Inflasi pun tak terelakkan lagi. Namun, masyarakat seolah tak ambil pusing dan terus berbelanja. Mereka membeli barang-barang baru, mulai dari pakaian berstel-stel, alas kaki (sandal, sepatu), telepon seluler atau gadget teranyar hingga kendaraan baru.
Kenaikan harga barang terutama sembako di pasar tradisional karena adanya permintaan yang tinggi dari konsumen. Terkadang pedagang mengkondisikan keadaan serba langka yang dibuat-buat agar konsumen panik dan menjadi ‘latah’ untuk berbelanja banyak barang menjelang hari raya. Lagi-lagi, pedagang mempermainkan emosional konsumen. Mengetahui permainan pasar yang tak sehat ini, pemerintah di beberapa daerah terutama daerah-daerah kota besar kerap mengadakan operasi pasar demi meminimalisir permainan harga pasar yang dibuat-buat.
Pemerintah terutama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) di tiap daerah (terutama daerah yang berpenduduk muslim banyak) ‘kocar-kacir’ berusaha menenangkan masyarakat agar tidak belanja berlebihan. Bank Indonesia sampai-sampai menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jawa Barat, untuk mengajak masyarakatnya agar tidak berbelanja secara berlebihan selama bulan Ramadhan hingga Idul Fitri 1435 Hijriah1. Ajakan itu disampaikan untuk mengurangi tingginya laju inflasi yang biasa terjadi di bulan Ramadhan. Inflasi sudah menjadi tradisi tambahan setiap bulan Ramadhan akibat adanya persepsi masyarakat yang takut kehabisan kebutuhan pokok, terutama kebutuhan daging, minyak dan gas (migas). Hal ini memicu masyarakat untuk melakukan aksi borong dan menumpuk sumber daya (men-stock).
Ketika itu, bulan Ramadhan kurang sebulan lagi, berarti hari raya Idul Fitri masih kurang dua bulan lagi. Rentang waktu yang masih begitu lama seolah kurang diperdulikan orang. Orang-orang terus berdatangan ke pasar tradisional untuk membeli berbagai kebutuhan puasa dan hari raya nanti. Toko tirai jendela, toko toples dan barang pecah belah, toko sembako dan bahan roti, ramai sekali dikunjungi calon pembeli. Menurut mereka, datang pada hari-hari jauh sebelum puasa dan hari raya menjedi strategi tersendiri demi menghindari lonjakan harga barang, terutama daging, sembako, minyak dan gas, serta bumbu dapur. Fenomena ke‘latah’an pedagang yang menaikkan harga barang-barang sudah terjadi berulang-ulang, sehingga menjadi kebiasaan dan masyarakat sudah lumrah. Oleh sebab itu, masyarakat juga ikut-ikutan latah dengan berbelanja kebutuhan dapur jauh-jauh hari sebelum bulan Ramadhan atau hari raya.
Perdagangan di pasar tradisional yang masih menganut sistem tawar-menawar sehingga terjadilah interaksi antara pedagang dengan pengunjung atau calon pembeli. Tawar-menawar ini yang nantinya akan membangun hubungan kedekatan antara pembeli dengan penjual. Pada akhirnya, jika pembeli atau konsumen sudah merasa nyaman atau cocok dengan seorang pedagang, maka pembeli pasti akan kembali lagi kepada pedagang tersebut dan membentuk pola berlanggan. Pola berlangganan ini memiliki manfaaat yang cukup besar. Bagi pedagang, jika ia sudah memiliki pelanggan tetap, maka ia akan semakin percaya diri dengan kelangsungan usahanya. Setidaknya pedagang sudah mempunyai pengunjung tetap yang secara rutin akan membeli barang dagangannya. Pedagang pun sudah mengetahui pangsa pasar bagi dagangannya dan mengetahui dengan baik selera konsumsi konsumennya. Bagi pembeli, memiliki toko atau pedagang langganan juga memiliki manfaat, diantaranya yaitu pembeli dapat memesan barang yang ia inginkan kepada pedagang. Dalam tawar-menawar, pembeli sudah paham berapa perkiraan keuntungan yang akan diperoleh pedagang dan pembeli akan mengandalkan hubungan langganan tersebut untuk mendapatkan harga yang cocok. Manfaat lain yang dirasakan pelanggan adalah diberikannya tawaran-tawaran kredit barang dari pedagang karena pedagang sudah percaya kepada langganannya. Jika langganannya belum memiliki uang yang cukup untuk membeli barang dagangannya, maka pedagang akan menawarkan kredit atau hutang pada langganannya tersebut. Kredit yang mereka lakukan berasaskan rasa saling percaya. Dengan adanya sistem pembayaran kredit, konsumsi akan terus berlangsung.
Tradisi turut mendukung pola-pola perilaku konsumsi yang boros menjelang hari raya. Di Kota Semarang, ada sebuah tradisi tahunan yang diselenggarakan selama kurang lebih dua minggu sebelum puasa (hari terakhir bulan Sya’ban), yaitu tradisi Dugder. Tradisi Dugder ini dilaksanakan di kawasan Pasar tradisional Johar dan Yaik Semarang dan dan pusat perayaan tradisi ada di Masjid Agung Kauman Semarang. Perayaan tradisi Dugder diisi oleh pasar yang buka dari pagi hingga tengah malam. Pasar Dugder ini menjual berbagai perlengkapan menjelang Ramadhan dan hari raya serta menyajikan beragam hiburan rakyat. Barang-barang yang di jual di pasar Dugder sebenarnya sama saja dengan barang dagangan yang ada di pasar Johar. Namun, bedanya pasar Johar tutup lebih cepat yaitu pukul empat sore dan belum mulai membuka penawaran diskon atau obral barang. Pasar Dugder tidak pernah sepi pengunjung, terlebih bertepatan dengan masa liburan semester anak sekolah. Di pasar Dugder juga menghadirkan deretan warung tenda yang menjual makanan khas bulan Ramadhan dan hari raya, seperti kurma, lontong sayur, opor ayam, rendang dan warung es teler hingga warung susu instan.
Pada puncak perayaan tradisi Dugder (sehari sebelum puasa pertama di bulan Ramadhan) akan diadakan karnaval Dugder dengan arak-arakan anak-anak sekolah berpakaian adat maupun pakaian-pakaian tertentu dan menggotong ikon khas Dugder. Ikon khas Dugder disebut warak ngendog. Warak ngendog berwujud binatang yang berkepala naga, berbadan menyerupai kambing, bulunya terbuat dari bulu ayam yang arahnya terbalik. Bulu warak ngendog yang terbalik ini merupakan simbol dari titik walik atau titik balik yang bermakna melawan hawa nafsu. Secara inplisit, warak ngendog ini merupakan perwujudan harapan-harapan masyarakat pada bulan Ramadhan agar mereka bisa menahan ganasnya pengaruh hawa nafsu manusiawi.
Namun, pada praktiknya, dalam ritual Dugder yang didalamnya menawarkan berbagai arena konsumsi mulai dari entertainment (hiburan), wisata kuliner, dan tentunya pasar yang didominasi oleh pedagang pakaian. Pasar ini tentu menjadi sarana pemuasan hawa nafsu duniawi manusia melalui konsumsi. Misalnya saja, jika ingin mengkonsumsi hiburan (ada Tong Setan, Kora-kora, Bianglala, Kicir-kicir dst…) maka seseorang harus membeli (tiket atau karcis) dengan uang untuk mendapatkannya.  Sehingga harapan yang disimbolisasikan melalui Warak ngendog ini agaknya menjadi sesuatu yang berlawanan dengan keadaan riilnya di lapangan. Entah tradisi ritual ini sekarang sekadar menjadi tontonan ritual tradisi demi menarik wisatawan, namun nilai-nilai yang terkandung didalamnya tidak lagi dipraktikkan dalam kehidupan manusia itu sendiri.


Spirit Manusia Baru

Perayaan Idul Fitri menjadi symbol kemenangan umat Islam dalam memerangi hawa nafsunya sendiri melalui berpuasa selama satu bulan lamanya. Idul Fitri bukan diidentikkan dengan baju baru, perhiasan baru, kendaraan baru, fisik dan wajah yang baru, melainkan spirit dan jiwa-jiwa yang baru. Idul Fitri merupakan momentum dimana jiwa kita kembali ke fitrah, jiwa-jiwa yang suci yang menghasilkan manusia baru dengan kualitas jauh lebih baik dari sebelumnya.
Tidak ada yang salah dari aktivitas berbelanja, mengkonsumsi, dan menghadirkan suasana baru dalam menyambut hari raya Idul Fitri.  Kalau memang sanggup dan dana memadai silakan saja, namun jangan sampai hasrat ingin sesuatu yang baru justru membelit diri pada hutang-piutang yang menyulitkan dalam proses pengembaliannya.
“Baju baru… Alhamdulillah
Tuk dipakai di hari raya
Tak punya pun… tak apa-apa
Masih ada baju yang lama…
Sepatu baru… Alhamdulillah
Tuk dipakai di hari raya
Tak punya pun… tak apa-apa
Masih ada sepatu yang lama …”
Masih ingatkah dengan lagu anak-anak tahun 90’an yang dinyanyikan penyanyi cilik Dhea Ananda? Lagu ini setidaknya telah menyebarkan nilai-nilai sikap untuk selalu bersyukur dalam keadaan apapun, terutama saat hari raya. Tidak harus memaksakan diri membeli baju dan sepatu baru pada hari raya, jika baju dan sepatu yang lama masih bagus dan bisa dipakai.






DAFTAR BACAAN

Damsar. 2002. Sosiologi Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Duncan, Hugh Dalziel. 1997. Sosiologi Uang. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi: Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern Edisi Kedelapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

*tulisan ini dikerjakan dalam waktu sekejap mata, mohon dikoreksi kalau ada yang tidak sesuai... makasiiihhh :)) *
© Alfizza Murdiyono · Designed by Sahabat Hosting