Aroma Kebebasan
by nyakizza.blogspot.com, 21.16
Sahabatku, kau tahu mengapa aku memilih tidak lagi mau mengingatkan diri pada siapapun?
karena agama, orang tua, dan nilai serta norma sosial juga adat istiadat terasa begitu mengikat. Lalu, apa fungsi "pacar" yang tak lebih sebagai orang lain atau teman yang dianggap spesial untuk kehidupan seorang gadis muda yang bisa melangkah berpuluh-puluh kali lebih lebar daripada orang-orang seusianya?
Pilihlah pilihanmu.
setiap pilihan dan keputusan yang diambil adalah rasional bagi seseorang pun bagi masyarakat. Rasional bagimu, belum tentu rasional bagiku, pun mereka.
Mungkin dunia tak sesulit yang kita bayangkan atau bahkan lebih sulit dari yang kita bayangkan. Entalah, yang pasti kita sudah punya rel masing-masing.
Jika berani menguasai rel orang lain, maka artinya sudah berani bertabrakan dengan orang lain. Entah itu kau yang menang karena kerangkamu kuat, atau kau yang kalah karena ternyata kerangkamu tak begitu kuat.
Bahkan, ketika kita sudah berjalan pada rel masing-masing pun, dalam keteraturan, kita masih harus bersabar, kita masih harus mengalah.
Bisa jadi karena kita bersimpangan, mengambil satu lajur jalur yang sama atau mengantre di pemberhentian. Ya begitulah....
Memang tak semua orang memiliki tujuan atau cita-cita yang sama, tetapi ada diantaranya yang ternyata memiliki kesamaan tujuan, sehingga salah satu harus mengalah atau berjalan bersisian.
Adapula yang ingin didahulukan karena ia punya kewenangan, punya otoritas.
Mengalah dan menunggu giliran.
Seperti pada sebuah garis evolusi, aku punya, kau pun punya. Dimana kita sama-sama menuju masa renaissance. Bisa jadi aku yang mencapainya terlebih dahulu, kau sedikit atau banyak tertinggal di belakangku.
Ahh... atau aku yang tertinggal di balik punggungmu.
Tak masalah, toh semuanya menuju titik yang sama, harapan yang sama, dengan cara yang berbeda, kondisi yang berbeda dan kemampuan yang berbeda.
Mengapa harus ada dengki yang mengikat, membelenggu hati dan pikiran ini?
Tidak, aku tidak mengikatkan diriku pada siapapun.
Aroma kebebasan.
Tercium, samar-samar. Terbungkus dalam keteraturan.
*BUKAN KARYA SASTRA*
karena agama, orang tua, dan nilai serta norma sosial juga adat istiadat terasa begitu mengikat. Lalu, apa fungsi "pacar" yang tak lebih sebagai orang lain atau teman yang dianggap spesial untuk kehidupan seorang gadis muda yang bisa melangkah berpuluh-puluh kali lebih lebar daripada orang-orang seusianya?
Pilihlah pilihanmu.
setiap pilihan dan keputusan yang diambil adalah rasional bagi seseorang pun bagi masyarakat. Rasional bagimu, belum tentu rasional bagiku, pun mereka.
Mungkin dunia tak sesulit yang kita bayangkan atau bahkan lebih sulit dari yang kita bayangkan. Entalah, yang pasti kita sudah punya rel masing-masing.
Jika berani menguasai rel orang lain, maka artinya sudah berani bertabrakan dengan orang lain. Entah itu kau yang menang karena kerangkamu kuat, atau kau yang kalah karena ternyata kerangkamu tak begitu kuat.
Bahkan, ketika kita sudah berjalan pada rel masing-masing pun, dalam keteraturan, kita masih harus bersabar, kita masih harus mengalah.
Bisa jadi karena kita bersimpangan, mengambil satu lajur jalur yang sama atau mengantre di pemberhentian. Ya begitulah....
Memang tak semua orang memiliki tujuan atau cita-cita yang sama, tetapi ada diantaranya yang ternyata memiliki kesamaan tujuan, sehingga salah satu harus mengalah atau berjalan bersisian.
Adapula yang ingin didahulukan karena ia punya kewenangan, punya otoritas.
Mengalah dan menunggu giliran.
Seperti pada sebuah garis evolusi, aku punya, kau pun punya. Dimana kita sama-sama menuju masa renaissance. Bisa jadi aku yang mencapainya terlebih dahulu, kau sedikit atau banyak tertinggal di belakangku.
Ahh... atau aku yang tertinggal di balik punggungmu.
Tak masalah, toh semuanya menuju titik yang sama, harapan yang sama, dengan cara yang berbeda, kondisi yang berbeda dan kemampuan yang berbeda.
Mengapa harus ada dengki yang mengikat, membelenggu hati dan pikiran ini?
Tidak, aku tidak mengikatkan diriku pada siapapun.
Aroma kebebasan.
Tercium, samar-samar. Terbungkus dalam keteraturan.
*BUKAN KARYA SASTRA*
KUPUTUSKAN (KAU) DENGAN "BISMILLAH...."
terinspirasi dari sebuah judul buku dengan pengubahan.
Aku percaya dan selalu akan percaya bahwa akan ada kehidupan yang lebih baik, lebih indah jika manusia mau berusaha mengubah diri untuk jadi lebih baik. Entah itu hukum alam atau perjanjian Tuhan.
terinspirasi dari sebuah judul buku dengan pengubahan.
Aku percaya dan selalu akan percaya bahwa akan ada kehidupan yang lebih baik, lebih indah jika manusia mau berusaha mengubah diri untuk jadi lebih baik. Entah itu hukum alam atau perjanjian Tuhan.
Who
does not remember the figure of president Soeharto, the second president of the
Republic of Indonesia? Pak Harto (as his familiar called) served as president
of Indonesia within 32 years period. Leadership for over three decades it will
be full of oppression, duping people, unfair, anarchists, and serves as a
tyrant by means of authoritarian model of leadership. Indonesia during the
Soeharto’s regime was apparently under control, development was everywhere,
people get subsidized. However, if examined deeper, beneath it all there was corrupt
practiced by government officials and Suharto dynasty that could not penetrate
the public sphere. The President is known by the nickname "the smiling
general" it does have a distinctive smile. A smile could mean happy,
cynical or it could mean death. A smile that makes subordinates subject to his
command despite a command without a word.
Soeharto's
regime got a lot of controversy in the community everywhere. At first, the students
began to flare and demonstrations occurred in almost every region in Indonesia.
Students feel that an educated person has the responsibility to defend of the
people rights. Students as agents of change be representative of the people
without (obsession) of public office. They are a group of young people who have
fresh ideas, pioneer ideology of liberation, a pioneer of democracy, did not be
fooled by the government, injustice and tyranny. Therefore, there appeared
various students movement in Indonesia to immediately lower the Indonesian president
Soeharto, known by reformation.
This article I wrote to review my lecture article research, Mr. Nugroho Trisnu Brata for meet the task of The Structure of Javanese People Course in the fourth semester. The original title is "RITUAL PROTES GAYA JAWA-YOGYA: SEBUAH ANALISIS ANTROPOLOGI-STRUKTURAL"
Selamat datang di blog saya.
meskipun blog ini agak tidak jelas juntrungannya, tetapi saya selalu ingin berbagi kisah dan hikmah melalui cerita-cerita perjalanan saya yang tentunya yang pernah saya alami dan rasakan sendiri.
meskipun blog ini agak tidak jelas juntrungannya, tetapi saya selalu ingin berbagi kisah dan hikmah melalui cerita-cerita perjalanan saya yang tentunya yang pernah saya alami dan rasakan sendiri.
Saya selalu menyertakan dokumentasi berupa gambar. Hal ini saya sertakan agar
teman-teman pembaca yang budiman dapat melihat keadaan saat itu lebih riil
melalui foto. Disamping itu, saya juga senang mendokumentasikan apapun yang
saya lihat. Saya memang belum tahu foto yang baik dan cerita yang baik itu
seperti apa, tetapi saya akan mencoba terus menulis dan memotret untuk kepuasan
saya dan mungkin bermanfaat untuk anda J
Kali ini saya akan bercerita tentang perjalanan saya yang
sudah terlampau lama. Baru sekarang saya ingin menceritakannya pada anda…
Pada hari selasa tanggal 25 Desember 2012, saya sedang berada di Jogja. Saya tinggal di Jogja sekitar satu minggu. Dalam rangka melarikan diri dari Semarang, karena saat itu sedang libur natal dan pekan persiapan ujian akhir semester ganjil. Selama tiga hari, saya menginap di tempat sahabat saya tersayang, Vivi Rosalia yang kuliah di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Hari rabu tanggal 26 Desember 2012, kak Alfian dan saya, merealisasikan rencana kami yang sudah kami planning beberapa waktu lalu. Pada malam hari sebelum keberangkatan, kami menyusun rencana untuk jalan-jalan ke Pantai Pok Tunggal di Gunung Kidul. Malam itu juga saya nge-pack beberapa barang-barang yang akan saya bawa travelling esok hari. Barang-barang yang saya bawa dalam tas ialah kamera kesayangan saya yang wajib dibawa kemanapun, minyak kayu putih, setelan ganti, air minum dalam botol, peta Jogja, masker dan slayer, shampoo dan dompet. Tidak lupa pula saya membawa jaket parasut ungu kesayangan saya. Setelah semuanya siap dalam tas, saya bergegas tidur agar besok pagi dapat bangun lebih awal dan kondisi badan tetap fit.
Saat hari H, saya dan kak Alfian janjian bertemu di depan
Fakultas Peternakan UGM dan kami memulai perjalanan kami pada pukul delapan
pagi. Kami berangkat dari UGM menuju Wonosari.
Saya sangat menikmati perjalanan, apalagi pada saat saya yang dibonceng dan tidak akan bergantian membonceng karena kak Alfian pakai motor gedenya. *ahahahay
Saya sangat menikmati perjalanan, apalagi pada saat saya yang dibonceng dan tidak akan bergantian membonceng karena kak Alfian pakai motor gedenya. *ahahahay
Sebenarnya saya dan kak Alfian sama-sama tidak tahu jalan
menuju pantai Pok Tunggal, jadi kami hanya modal peta, gps handphone saya dan
bertanya pada warga setempat.
Di tengah perjalanan, saya melewati Candi Prambanan dan
Candi Ratu Boko. Ingin sekali rasanya mampir. Namun, rencana awal kami adalah
ke Pok Tunggal dan itu tidak dapat diganggu-gugat. Perjalanan dari UGM ke
Wonosari sangatlah lama dan jauh. Jalan menuju ke sana pun sangat berliku,
naik-turun perbukitan. Kami melewati beberapa desa dan kota-kota kecil seperti
piyungan, terus daerah patuk, Gading , dan sebagainya.
Cerita Tentang Kesialan yang Sialan !
by nyakizza.blogspot.com, 00.40
Senin, 09 Desember 2013 Pukul 23.48
Aku masih duduk anteng di depan layar laptop yang sialan
mengetik laporan penelitian sialan
padahal aku telah mengetiknya dua kali,
script pertama hilang karena file corrupt
dan malam ini pada pukul 23.57
script laporan akhir penelitianku yang baru saja hampir aku selesaikan, aku khatamkan, HILANG !
hilang tepat di depan mataku.
Sepertinya microsoft word sialan itu terkena gangguan
atau dia senang ya melihat aku meratapi nasib karena kehilangan tulisanku sendiri.
Seharian ini, daripagi sampai malam aku menghasilkan 2.500-an kata yang aku tuangkan dalam laporan penelitianku
namun sekarang harapan indah itu hilang.
Aku kehilangan semangat untuk melanjutkannya
Capek Yaa Allah :'(
Pak Bayu, maafkan Izza karena tidak mengerjakan amanah ini dengan baik.
Sialnya lagi, program komputer tidak mau diajak bekerja sama dengan baik :(
duh, Gusti
Aku masih duduk anteng di depan layar laptop yang sialan
mengetik laporan penelitian sialan
padahal aku telah mengetiknya dua kali,
script pertama hilang karena file corrupt
dan malam ini pada pukul 23.57
script laporan akhir penelitianku yang baru saja hampir aku selesaikan, aku khatamkan, HILANG !
hilang tepat di depan mataku.
Sepertinya microsoft word sialan itu terkena gangguan
atau dia senang ya melihat aku meratapi nasib karena kehilangan tulisanku sendiri.
Seharian ini, daripagi sampai malam aku menghasilkan 2.500-an kata yang aku tuangkan dalam laporan penelitianku
namun sekarang harapan indah itu hilang.
Aku kehilangan semangat untuk melanjutkannya
Capek Yaa Allah :'(
Pak Bayu, maafkan Izza karena tidak mengerjakan amanah ini dengan baik.
Sialnya lagi, program komputer tidak mau diajak bekerja sama dengan baik :(
duh, Gusti
aku selalu menyesal pernah membuat, mengambil dan menjalani pilihan-pilihan terburuk dalam hidupku
termasuk berada di sini dan tidak membuat suatu prestasi apapun
sementara di luar sana
teman-temanku yang kemudian aku ketahui beritanya dari jejaring sosial,
mereka bergerak dengan sangat dinamis, se-dinamis kota dimana mereka tinggal.
Pagi ini, aku masih terbangun
dengan kondisi tubuh yang sangat lemas
dan tulang-tulang punggung yang terasa remuk.
cermin yang cukup besar menunjukkan keadaan terbaru mataku,
sangat buruk
kelopak mataku tampak sangat bengkak
aku melirik ke arah jam dinding Edison berbingkai putih yang berdebu.
ahh... pukul nol sembilan tiga delapan
mataku kembali tertutup
tubuhku berusaha mencari posisi relax agar punggungku tidak lagi sakit.
aku ingat, pagi ini harusnya aku bisa mendapatkan ilmu jurnalistik dan kepenulisan di bukit sebelah
atau paling tidak, aku bisa mencuci seember pakaian dalamku yang kotor.
Sisa-sisa kesakitan belakangan ini seperti masih menghimpit
memendam perasaan yang menyedihkan,
bisul,
keuangan seret,
belum makan nasi sejak dua hari,
hingga pertengkaran yang seperti tidak ada akhirnya.
bagaimana bangkit dari kejatuhan?
aku cuma ingin pindah kamar yang mendapatkan banyak sinar matahari.
termasuk berada di sini dan tidak membuat suatu prestasi apapun
sementara di luar sana
teman-temanku yang kemudian aku ketahui beritanya dari jejaring sosial,
mereka bergerak dengan sangat dinamis, se-dinamis kota dimana mereka tinggal.
Pagi ini, aku masih terbangun
dengan kondisi tubuh yang sangat lemas
dan tulang-tulang punggung yang terasa remuk.
cermin yang cukup besar menunjukkan keadaan terbaru mataku,
sangat buruk
kelopak mataku tampak sangat bengkak
aku melirik ke arah jam dinding Edison berbingkai putih yang berdebu.
ahh... pukul nol sembilan tiga delapan
mataku kembali tertutup
tubuhku berusaha mencari posisi relax agar punggungku tidak lagi sakit.
aku ingat, pagi ini harusnya aku bisa mendapatkan ilmu jurnalistik dan kepenulisan di bukit sebelah
atau paling tidak, aku bisa mencuci seember pakaian dalamku yang kotor.
Sisa-sisa kesakitan belakangan ini seperti masih menghimpit
memendam perasaan yang menyedihkan,
bisul,
keuangan seret,
belum makan nasi sejak dua hari,
hingga pertengkaran yang seperti tidak ada akhirnya.
bagaimana bangkit dari kejatuhan?
aku cuma ingin pindah kamar yang mendapatkan banyak sinar matahari.