Sugeng Rawuh kanca-kanca sedoyo ...
Wilujeng enjang ...

Bagaimana malam minggu anda tadi malam ?
Saya harap anda bisa menikmatinya dengan kegiatan yang bermakna.

Saya ingin sedikit bercerita tentang kegiatan saya tadi malam.
Hari sabtu tanggal 30 maret 2013 malam, saya melewati malam minggu istimewa ini dengan menonton pagelaran wayang yang diselenggarakan dalam rangka Dies Natalis Universitas Negeri Semarang yang ke-48, bertempat di pelataran Auditorium Unnes.
Acara yang dimulai pada pukul 08.00 WIB dibuka dengan gendhing yang dibawakan oleh para finalis Sinden Idol dan tim gamelan.

Acara pagelaran wayang itu sendiri dibuka sekitar pukul 09.00 oleh Rektor UNNES, Bapak Sudijono Sastroatmojo ditandai dengan penyerahan wayang.
Pagelaran wayang ini juga dimeriahkan dengan penampilan Haji Kirun dan Gareng sebagai pengisi acara dagelan sebelum puncak acara yaitu cerita wayangnya.
Pementasan wayang kulit ini didalangi oleh Ki H. Anom Suroto dan Ki Muhammad Prasetyo Bayu Aji (putera Bapak Ki H. Anom Suroto).
Berhubung saya belum paham bahasa Jawa, jadi saya tidak dapat memahami cerita apa yang dalang sampaikan. Sepertinya ada hubungannya dengan cerita Hanoman (monyet putih) karena sang Dalang beberapa kali mengeluarkan bunyi-bunyian seperti suara monyet... Jika anda tahu lakon apa itu, tolong beritahukan saya ...
Selebihnya saya hanya dapat mengabadikan moment-moment tersebut dalam lensa saya :D

H. Kirun dan Gareng sebelum dagelan




Ada sesuatu yang khas yang hanya dapat kita temukan setiap ada pagelaran wayang yaitu pedagang-pedagang yang membuka lapak dan menjual benda-benda unik dan menarik seperti obat-obatan tradisional, menjual wayang-wayang kulit dengan berbagai karakter, pedagang makanan, pedagang alat-alat rumah tangga yang sibuk mempromosikan produknya dengan sangat menarik sehingga dikerubungi pengunjung, ada pula pedagang jasa gurah mata yang dikerubungi massa karena tertarik ingin tahu teknik gurah mata pedagang tersebut, selain itu pedagang jamu yang mempromosikan jamunya dengan menghamparkan berbagai jenis bahan-bahan jamu herbal seperti, telur, pinang untuk "menginang", kayu manis, madu dan macam-macam serbuk yang dikemas dalam botol-botol kaca yang saya belum tahu namanya. Pada sudut lain tempat itu, saya mendapati pedagang yang tak kalah ramai dipadati pengunjung yang sekedar melihat-lihat karena tertarik akan penjelasan dari pedagangnya atau memang ingin membeli barang dagangan tersebut, ialah pedagang buku-buku "kejawen" seperti buku Primbon Jawa, Kisah-kisah Wali Songo, Kisah Syekh Siti Jenar, Obat-obatan Tradisional dan berbagai kisah tentang dunia pewayangan.






Berhubung acara ini sangat ramai dan terbuka untuk umum, maka pengunjung diharapkan selalu waspada terhadap barang bawaannya karena kejahatan bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Minimal, bagi para wanita jika ingin menonton wayang harus ada yang mendampingi...
Sekian dulu cerita saya hari ini, kapan-kapan saya akan berbagi cerita lagi yaaa :)
Terimakasih telah berkunjung
Terimakasih telah meluangkan waktu membaca cerita yang dangkal ini ...
Sayonara / Au Revoir

Sosok Inspirasiku

in , , , by nyakizza.blogspot.com, 22.53
Mungkin ibu lebih kerap menelepon untuk menanyakan keadaan kita setiap hari... Tapi tahukah kita, sebenarnya ayahlah yang mengingatkan ibu untuk menelepon kita?

Semasa kecil, ibu lah yang lebih sering mendukung kita... Tapi tahukah kita bahwa sebalik ayah pulang bekerja dengan wajah yang letih ayahlah selalu menanyakan apa yang kita lakukan seharian

Saat kita sakit (demam), ayah sering membentak "sudah diberitahu! jangan minum yang manis/ dingin!". Tapi tahukah kamu bahwa ayah sangat risau.??

Ketika kita remaja, kita meminta izin untuk keluar malam. Ayah dengan tegas berkata "tidak boleh!", "jangan".. Sadarkah kita bahwa ayah hanya ingin menjaga kita? Karena bagi ayah, kita adalah sesuatu yang sangat berharga.

Saat kita sudah di percayai, ayah pun melonggarkan peraturannya. Maka kita telah melanggar kepercayaannya... Maka ayah lah yang setia menunggu kita di ruang tamu dengan rasa sangat risau..

Setelah kita dewasa, ayah telah mengantar kita ke sekolah untuk belajar...
Di saat kita memerlukan ini-itu, untuk keperluan kuliah kita, ayah hanya mengerutkan dahi tanpa menolak, beliau memenuhinya... Saat kamu berjaya... Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan bertepuk tangan untukmu.. Ayah akan tersenyum dengan bangga...

Sampai ketika jodoh kita telah datang dan meminta izin untuk mengambil kita dari ayah... Ayah sangat berhati-hati mengizinkan nya... Dan akhirnya... Saat ayah melihat kita duduk di atas pelaminan bersama pasangan nya... ayah pun tersenyum bahagia...

Apa kita tahu,bahwa ayah sempat pergi ke belakang dan menangis?

Ayah menangis karena ayah sangat bahagia... Dan dia pun berdoa "Ya Tuhan, tugasku telah selesai dengan baik... Bahagiakan lah putra putri kecilku yang manis bersama pasangannya"...

Setelah itu ayah hanya akan menunggu kedatangan kita bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk... Dengan rambut yang memutih dan badan yang tak lagi kuat untuk menjaga kita..


***




by nyakizza.blogspot.com, 22.03

AYAHKU HARUS MENJADI ORANG PERTAMA YANG AKAN BERDIRI DAN TERSENYUM BAHAGIA KETIKA AKU WISUDA NANTI ! ! !

Beri Aku Ruang

in , , by nyakizza.blogspot.com, 21.42
Berilah aku ruang
ruang untuk bernapas
dalam kesesakan

Berilah aku ruang
ruang untuk bernyanyi
dengan nada-nada lirih
berdenting memecah sepi
membuai lenyapkan emosi

Berilah aku ruang
ruang menari
tumpahkan amarah yang membuncah
dalam harmoni indah alam ini

Berilah aku ruang
ruang untuk menangis
dalam luka dan air mata
yang kian sesakkan dada

Berilah aku ruang
ruang menyendiri
menyepi
agar aku dan Tuhanku, bercengkrama dalam syahdu

Berilah aku ruang
ruang kosong tanpa beban membelenggu
tanpa kau,
dan siapapun

"You" in my Mind

in , , by nyakizza.blogspot.com, 00.41
Aku tidak pernah ingin meninggalkanmu
meskipun kamu berada dalam keadaan yang kurang baik
suatu penyesalan jika aku melakukannya
terimakasih telah bersabar
terimakasih telah berkorban
melewati masa-masa peralihan bukanlah hal mudah
bagiku
bagimu
komitmen menyatukan kita
salah kah ?
tentu tidak bagiku
mungkin saja salah bagi mereka
mereka hanya belum merasakan apa yang kita rasakan
bagaimana memperjuangkan sesuatu
yang bahkan aku atau pun kamu
kita sama-sama belum tahu
apakah pada akhirnya kita akan saling memiliki ?
atau tidak ?
wallahu'alam ...

dibangku taman sutera telah kuyakinkan diriku
bertekad menerjang badai bersama
hingga menepi dan hidup dalam ketenangan.

jika kamu bertanya, "apakah aku menjadi bebanmu?"
maka aku akan bertanya padamu hal yang sama
"apakah aku menjadi bebanmu?"
ini pundakku, mana bebanmu ... !

Part II : The Art of Happiness

in , by nyakizza.blogspot.com, 22.39
Haloooooo, selamat malam sabtu... Kalian masih baik-baik saja kan guys ? semoga kita selalu dalam lindungan Yang Maha Esa ya, amin ...
Oke deh, kalau begitu saya akan melanjutkan cerita saya yang saya kutip dari bukunya Prof. Komaruddin Hidayat kemarin tentang "The Art of Happiness"

Jadi, demikianlah, bukankah hal yang terjadi dalam permainan golf yang sudah saya ceritakan pada sesi pertama itu juga terjadi pada kehidupan kita ? Untuk meraih kebahagiaan memang diperlukan sebuah seni untuk merangkai dan memaknai potongan dan serial aktivitas kita sehari-hari dengan kecerdasan, kejujuran pada diri sendiri serta kreativitas untuk mengubah hal-hal yang tampaknya kecil agar menjadi besar dan bermakna. Dalam bahasa agama, ada beberapa kata kunci untuk mendapatkan kebahagiaan yang bermakna.Maksudnya, seseorang jangan hanya mengejar kesenangan tanpa makna dan tujuan yang lebih mulia. Kata kunci itu antara lain adalah ikhlas dalam melakukan setiap tindakan. Ia harus mendasari niat sebagai pengabdian dan rasa syukur pada Tuhan Yang Maha Esa (ibadah). Setiap tindakan hendaknya bermanfaat bagi dirinya sendiri dan bagi orang lain. Ada rasa senang dalam melakukannya karena yakin Tuhan dan para malaikat senantiasa mengawasi dan menjanjikan imbalan sekecil apapun yang dilakukan.
Di atas semua itu, suatu perbuatan yang mendatangkan rasa bahagia kalau dilakukan berdasarkan dorongan hati kecilnya yang senantiasa mengajak pada kebaikan , kebenaran, dan keindahan.

Perbuatan ikhlas yang membahagiakan adalah bagaikan putik bunga yang tengah mengembang, setelah bunga itu mekar orang-orang disekitarnya akan kagum dan sengang melihatnya, bahkan orang pun tertarik untuk memetik dan memilikinya. Bunga tadi mekar bukan untuk memamerkan dirinya sendiri karena dia tercipata untuk menghiasi kehidupan.
Dan sesungguhnya setia orang memiliki putik bunga yang jauh lebih indah yang bersemayam dalam hati dan pikiran yang ditanamkan oleh Tuhan ke dalam fitrah manusia.
Kalau keduanya mekar, tangan, kaki, mata, dan mulut serta organ tubuh lainnya akan membantu mengekspresikannya menjadi tutur kata dan tindakan yang indah dan menyenangkan dilihat dan dirasakan baik oleh diri maupun orang lain.

Di situ muncul sebuah karya lukis kehidupan yang membahagiakan. Dan untuk meraihnya tidak mesti mengeluarkan biaya mahal. Kapan pun dan di mana pun kita bisa berkarya dan mencipatakan kebahgaiaan asal memiliki kepekaan dan kehalusan rasa serta kecerdasan untuk merajut potongan-potongan aktivitas hidup agar bermakna dan indah bagaikan sekuntum bungan yang mekar .....

Oke guys, itu semua cerita tentang "seni kebahagiaan", bagaimana nih, apakah teman-teman sudah mampu menangkap apa yang dimaksud dengan "seni kebahagiaan" tersebut ? jika sudah, maka mari kita praktikkan dalam keseharian kita. Insya Allah, everything gonna be fine ...
Keep Calm and Go ahead for reach your dream !!!

The Art of Happiness

in , , by nyakizza.blogspot.com, 22.31
Selamat malam para pengunjung Blog Aneuk Inong yang budiman dan selalu dirahmati Allah :)
Malam ini, ketika saya sedang termenung di kamar menunggu pukul setengah delapan tepat, saya memandang rak buku di kamar kos saya yang sesak dan tidak terlalu rapi karena banyak buku berserakan begitu saja. Tiba-tiba saja saya tertarik pada salah satu buku koleksi yang sudah lama saya pajang tanpa saya buka-buka, namun, dulu saya pernah membacanya...
Mumpung ada waktu luang, maka saya buka-bukalah buku tersebut. Anda mau tahu buku apa yang saya maksudkan ?
Baiklah, buku kesayangan saya ini berjudul "Memaknai Jejak-jejak Kehidupan". Anda tahu siapakah sang penulis karya hebat itu ? Yap !
Anda cerdas sekali, bung ! Ialah Prof. Dr. Komaruddin Hidayat. Tentu anda-anda sekalian ini sudah tahu beliau kan sebelumnya ? yaah, minimal anda pernah mendengar nama beliau sebelumnya, atau mungkin saja anda baru tahu ketika membaca tulisan saya ini ?!
Well, well, well, everything is okay, tidak masalah.
Jadi, pada sesi kali ini, saya ingin men-share secuil ilmu kehidupan yang menjadi chapter favorit saya di buku tersebut, judulnya "The Art of Happiness".
Manarik sekali, bukan ?!
Tentang seni kebahagiaan. Saya yakin, jika saya bertanya pada anda semua, apakah anda pernah merasakan yang namanya bahagia, pasti anda akan menjawab "PERNAH !" , jika saya bertanya apakah anda pernah merasa berduka ? yap ! anda tentu akan menjawab "PERNAH" juga.
Jadi begini, saya pernah mendengar bahwa "Sesungguhnya tidak ada kebahagiaan yang hakiki pun dengan kesedihan yang abadi"

Kalau bicara kebutuhan dasar manusia, itu mudah dijelaskan yaitu seputar pangan, pakaian, papan dan kesehatan. Jika keempatnya sudah terpenuhi, seseorang sudah memiliki modal pokok untuk meraih prestasi dan kebutuhan lain yang lebih tinggi, misalnya pendidikan, rekreasi, dan tabungan hari depan.

Tetapi, begitu bicara soal kebahagiaan (happiness), penjelasan dan pemenuhannya cukup rumit. Sulit menjelaskan dan membuat definisi tentang apa itu kebahagiaan, sebagaimana repotnya membuat definisi agama. Begitu pun halnya, definisi tentang cinta yang dimunculkannya ternyata begitu beragam.
Secara sederhana, kebahagiaan adalah suasana hati, emosi dan perasaan yang nyaman, puas, lega yang sebisa mungkin perasaan itu tidak hilang.Kalaupun hilang ingin dihadirkan lagi dan lagi. Hanya saja, tingkat kebahagiaan orang berbeda-beda, begitupun sumbernya. Lebih dari itu sesungguhnya sulit untuk membanding-bandingkan kebahagiaan orang mengingat setiap pribadi punya hak dan kebebasan untuk membuat ukuran dan memaknai kebahagiannya sendiri.
© Alfizza Murdiyono · Designed by Sahabat Hosting