Hentikan membacanya atau kamu akan mati konyol !
Biarkan aku menangis sampai aku puas dan bisa dipastikan aku dapat mengeringkan air mataku sendiri :)
- Jika kesedihan dan duka lara yang menggunung, ucapkanlah Laa ilaaha illallah
- Perkara-perkara yang remeh acapkali membuat seseorang tertekan
- Janganlah putus asa, karena perubahan itu tak bisa secepat yang engkau harapkan. Engkau pun pasti akan menghadapi banyak rintangan yang bisa melemahkan semangat. Maka, janganlah engkau mau dikalahkan olehnya.
- Menjadilah indah, maka engkau akan melihat semuanya menjadi indah
Hanya 25 mahasiswa yang berhak masuk kelas bilingual Sosiologi Antropologi !!! Tuhan, Izza pengen :(
Mars Fakultas Ilmu Sosial UNNES
Mari bulatkan tekad nan-mulia, mendidik putra bangsa
Mari wujudkan bersama-sama, tujuan lembaga kita
Fakutas Ilmu Sosial, ciptakan lulusan yang berdaya guna
...
Dengan berlandaskan pada pada pancasila,
dan undang-undang dasar empat lima
serta tri dharma perguruan tinggi,
s’bagai dasar pengabdiannya
Majulah fakultas kita, jayalah selamanya
Memelihara dan mengembangkan
teknologi, seni dan pengetahuan
Fakultas ilmu sosial, siap songsong kemajuan jaman
s’bagai dasar pengabdiannya
Majulah fakultas kita, jayalah selamanya
Memelihara dan mengembangkan
teknologi, seni dan pengetahuan
Fakultas ilmu sosial, siap songsong kemajuan jaman
***wuaaahhh...bentar lagi aku ospek looh :D
jadi bagian Fakultas Ilmu Sosial khususnya Sosiologi Antropologi UNNES sangat amaaat membanggakan
seru seru seru :))
Ayooo ngehapal mars ini biar ntar gak malu-maluin kalo ditanya kakak tingkat ...
nadanya gimana yak ? hihihi
jadi bagian Fakultas Ilmu Sosial khususnya Sosiologi Antropologi UNNES sangat amaaat membanggakan
seru seru seru :))
Ayooo ngehapal mars ini biar ntar gak malu-maluin kalo ditanya kakak tingkat ...
nadanya gimana yak ? hihihi
TITA
Oleh: Alfisyahr Izzati
Tita.
Aku tak pernah ingin bersaing hingga menimbulkan kedengkian. Awal pertemuan di kelas pertama kita bersama, aku sungguh mengagumimu karena tutur kata dan sikapmu yang santun, pakaianmu yang serba tertutup dan posturmu yang atletis. Namun, ketika setahun, dua tahun aku berteman denganmu, aku merasa tak nyaman dengan kehadiranmu dalam kehidupanku.
Dulu aku pernah bercerita padamu bahwa aku ingin menjadi seorang penulis. Dan sekarang aku kecewa padamu saat kamu telah menerbitkan buku pertamamu. Mengapa? mengapa kamu tidak pernah sekedar basa-basi mengajakku bergabung dalam kelompok kepenulisan itu?
Kamu takut tersaingi?
Lalu mengapa kamu menghilangkan seluruh file karya cerpen dan puisi saat kamu meminjam laptopku? Aku kecewa, namun aku tak pernah menceritakan ini padamu juga pada siapapun. Acapkali kita bertemu, aku tak pernah segan melempar senyum dan candaanku padamu meskipun hatiku menolakmu. Aku hanya ingin membuat keadaan terlihat baik-baik saja.
Tita.
Seminggu itu aku merasa tenang karena kamu tidak masuk kelas. Aku penasaran, kemana kamu?. Sepi juga.
Tita.
Aku baru tahu, ternyata kamu memendam sakit kanker itu cukup lama. Ternyata dalam tubuh atletismu, kamu berjuang melawan penyakit ganas itu.
Tita, maafkan aku. Sekarang aku tahu, ternyata kamu menerbitkan cerita tentang kebaikanku padamu.
Aku ingin terus mensupportmu melawan kanker itu.
[FTS, Jumat, 10 Agustus 2012]
Pangkalan Bun, KAlTeng
Oleh: Alfisyahr Izzati
Tita.
Aku tak pernah ingin bersaing hingga menimbulkan kedengkian. Awal pertemuan di kelas pertama kita bersama, aku sungguh mengagumimu karena tutur kata dan sikapmu yang santun, pakaianmu yang serba tertutup dan posturmu yang atletis. Namun, ketika setahun, dua tahun aku berteman denganmu, aku merasa tak nyaman dengan kehadiranmu dalam kehidupanku.
Dulu aku pernah bercerita padamu bahwa aku ingin menjadi seorang penulis. Dan sekarang aku kecewa padamu saat kamu telah menerbitkan buku pertamamu. Mengapa? mengapa kamu tidak pernah sekedar basa-basi mengajakku bergabung dalam kelompok kepenulisan itu?
Kamu takut tersaingi?
Lalu mengapa kamu menghilangkan seluruh file karya cerpen dan puisi saat kamu meminjam laptopku? Aku kecewa, namun aku tak pernah menceritakan ini padamu juga pada siapapun. Acapkali kita bertemu, aku tak pernah segan melempar senyum dan candaanku padamu meskipun hatiku menolakmu. Aku hanya ingin membuat keadaan terlihat baik-baik saja.
Tita.
Seminggu itu aku merasa tenang karena kamu tidak masuk kelas. Aku penasaran, kemana kamu?. Sepi juga.
Tita.
Aku baru tahu, ternyata kamu memendam sakit kanker itu cukup lama. Ternyata dalam tubuh atletismu, kamu berjuang melawan penyakit ganas itu.
Tita, maafkan aku. Sekarang aku tahu, ternyata kamu menerbitkan cerita tentang kebaikanku padamu.
Aku ingin terus mensupportmu melawan kanker itu.
[FTS, Jumat, 10 Agustus 2012]
Pangkalan Bun, KAlTeng
Pundakku untuk Bebanmu,
Sahabatku
Aku akan amat merasa bernilai andai dapat menghapus air
matamu dengan telapak tanganku. Mencari solusi bersama jika engkau tengah terhimpit
problematika hidupmu.
Siang itu, Anna duduk termenung di sudut kelas.
“Anna, kamu kenapa ? kok wajahmu suram begitu sih?” tanyaku
sambil mendekatinya.
“nggak Za, gak kenapa-kenapa kok” jawabnya. Tampak segurat
senyum tipis yang dipaksakan diwajahnya.
“Anna, kita sudah bersahabat sejak SD kan ? kau anggap aku sahabatmu
kan ? mari berbagi duka” aku menggoyang tubuhnya.
“Iya, Za. Maafkan aku. Begini, kamu tahu kan kalau ayahku hanya
seorang penarik getek dan ibuku penjual kerupuk? Aku tidak mampu membayar uang
jaket kelas kita seharga dua ratus ribu itu” Anna menangis sesenggukan.
“Ooooh, jadi itu masalahmu. Aku akan membelamu pada rapat jaket
kelas nanti. Aku akan meminta penangguhan waktu pembayaran khusus untukmu
sampai kau punya cukup uang untuk membayarnya” aku meyakinkannya dan menghapus
air matanya.
Pada rapat jaket kelas, aku membela Anna dihadapan
teman-temanku yang egois. Mereka menganggap uang dua ratus ribu itu kecil
nilainya.
Mereka selalu mengukur kemampuan orang lain setara dengan
kemampuannya. Padahal, hidup tak selamanya seperti apa yang mereka lihat.
Anna yang sering minder, kini tampak lebih percaya diri
karena aku terus menyemangatinya.
#Flash True Story, Jumat, 3 Agustus 2012
Pangkalan Bun
