Part II : The Art of Happiness

in , by nyakizza.blogspot.com, 22.39
Haloooooo, selamat malam sabtu... Kalian masih baik-baik saja kan guys ? semoga kita selalu dalam lindungan Yang Maha Esa ya, amin ...
Oke deh, kalau begitu saya akan melanjutkan cerita saya yang saya kutip dari bukunya Prof. Komaruddin Hidayat kemarin tentang "The Art of Happiness"

Jadi, demikianlah, bukankah hal yang terjadi dalam permainan golf yang sudah saya ceritakan pada sesi pertama itu juga terjadi pada kehidupan kita ? Untuk meraih kebahagiaan memang diperlukan sebuah seni untuk merangkai dan memaknai potongan dan serial aktivitas kita sehari-hari dengan kecerdasan, kejujuran pada diri sendiri serta kreativitas untuk mengubah hal-hal yang tampaknya kecil agar menjadi besar dan bermakna. Dalam bahasa agama, ada beberapa kata kunci untuk mendapatkan kebahagiaan yang bermakna.Maksudnya, seseorang jangan hanya mengejar kesenangan tanpa makna dan tujuan yang lebih mulia. Kata kunci itu antara lain adalah ikhlas dalam melakukan setiap tindakan. Ia harus mendasari niat sebagai pengabdian dan rasa syukur pada Tuhan Yang Maha Esa (ibadah). Setiap tindakan hendaknya bermanfaat bagi dirinya sendiri dan bagi orang lain. Ada rasa senang dalam melakukannya karena yakin Tuhan dan para malaikat senantiasa mengawasi dan menjanjikan imbalan sekecil apapun yang dilakukan.
Di atas semua itu, suatu perbuatan yang mendatangkan rasa bahagia kalau dilakukan berdasarkan dorongan hati kecilnya yang senantiasa mengajak pada kebaikan , kebenaran, dan keindahan.

Perbuatan ikhlas yang membahagiakan adalah bagaikan putik bunga yang tengah mengembang, setelah bunga itu mekar orang-orang disekitarnya akan kagum dan sengang melihatnya, bahkan orang pun tertarik untuk memetik dan memilikinya. Bunga tadi mekar bukan untuk memamerkan dirinya sendiri karena dia tercipata untuk menghiasi kehidupan.
Dan sesungguhnya setia orang memiliki putik bunga yang jauh lebih indah yang bersemayam dalam hati dan pikiran yang ditanamkan oleh Tuhan ke dalam fitrah manusia.
Kalau keduanya mekar, tangan, kaki, mata, dan mulut serta organ tubuh lainnya akan membantu mengekspresikannya menjadi tutur kata dan tindakan yang indah dan menyenangkan dilihat dan dirasakan baik oleh diri maupun orang lain.

Di situ muncul sebuah karya lukis kehidupan yang membahagiakan. Dan untuk meraihnya tidak mesti mengeluarkan biaya mahal. Kapan pun dan di mana pun kita bisa berkarya dan mencipatakan kebahgaiaan asal memiliki kepekaan dan kehalusan rasa serta kecerdasan untuk merajut potongan-potongan aktivitas hidup agar bermakna dan indah bagaikan sekuntum bungan yang mekar .....

Oke guys, itu semua cerita tentang "seni kebahagiaan", bagaimana nih, apakah teman-teman sudah mampu menangkap apa yang dimaksud dengan "seni kebahagiaan" tersebut ? jika sudah, maka mari kita praktikkan dalam keseharian kita. Insya Allah, everything gonna be fine ...
Keep Calm and Go ahead for reach your dream !!!

The Art of Happiness

in , , by nyakizza.blogspot.com, 22.31
Selamat malam para pengunjung Blog Aneuk Inong yang budiman dan selalu dirahmati Allah :)
Malam ini, ketika saya sedang termenung di kamar menunggu pukul setengah delapan tepat, saya memandang rak buku di kamar kos saya yang sesak dan tidak terlalu rapi karena banyak buku berserakan begitu saja. Tiba-tiba saja saya tertarik pada salah satu buku koleksi yang sudah lama saya pajang tanpa saya buka-buka, namun, dulu saya pernah membacanya...
Mumpung ada waktu luang, maka saya buka-bukalah buku tersebut. Anda mau tahu buku apa yang saya maksudkan ?
Baiklah, buku kesayangan saya ini berjudul "Memaknai Jejak-jejak Kehidupan". Anda tahu siapakah sang penulis karya hebat itu ? Yap !
Anda cerdas sekali, bung ! Ialah Prof. Dr. Komaruddin Hidayat. Tentu anda-anda sekalian ini sudah tahu beliau kan sebelumnya ? yaah, minimal anda pernah mendengar nama beliau sebelumnya, atau mungkin saja anda baru tahu ketika membaca tulisan saya ini ?!
Well, well, well, everything is okay, tidak masalah.
Jadi, pada sesi kali ini, saya ingin men-share secuil ilmu kehidupan yang menjadi chapter favorit saya di buku tersebut, judulnya "The Art of Happiness".
Manarik sekali, bukan ?!
Tentang seni kebahagiaan. Saya yakin, jika saya bertanya pada anda semua, apakah anda pernah merasakan yang namanya bahagia, pasti anda akan menjawab "PERNAH !" , jika saya bertanya apakah anda pernah merasa berduka ? yap ! anda tentu akan menjawab "PERNAH" juga.
Jadi begini, saya pernah mendengar bahwa "Sesungguhnya tidak ada kebahagiaan yang hakiki pun dengan kesedihan yang abadi"

Kalau bicara kebutuhan dasar manusia, itu mudah dijelaskan yaitu seputar pangan, pakaian, papan dan kesehatan. Jika keempatnya sudah terpenuhi, seseorang sudah memiliki modal pokok untuk meraih prestasi dan kebutuhan lain yang lebih tinggi, misalnya pendidikan, rekreasi, dan tabungan hari depan.

Tetapi, begitu bicara soal kebahagiaan (happiness), penjelasan dan pemenuhannya cukup rumit. Sulit menjelaskan dan membuat definisi tentang apa itu kebahagiaan, sebagaimana repotnya membuat definisi agama. Begitu pun halnya, definisi tentang cinta yang dimunculkannya ternyata begitu beragam.
Secara sederhana, kebahagiaan adalah suasana hati, emosi dan perasaan yang nyaman, puas, lega yang sebisa mungkin perasaan itu tidak hilang.Kalaupun hilang ingin dihadirkan lagi dan lagi. Hanya saja, tingkat kebahagiaan orang berbeda-beda, begitupun sumbernya. Lebih dari itu sesungguhnya sulit untuk membanding-bandingkan kebahagiaan orang mengingat setiap pribadi punya hak dan kebebasan untuk membuat ukuran dan memaknai kebahagiannya sendiri.

Niti Sastra : Buku

in , , , by nyakizza.blogspot.com, 11.40
Siang ini, saya mendapatkan inspirasi baru setelah membaca buku "Niti Sastra" kesayangan saya.
Perhatikan kutipan ini, dalam salah satu karyanya berjudul C. G. Jung dan Herman Hesse : A Record of Two Friendship, Miguel Serrano menulis ; 
"Even today, I would go halfway round the world to find a book if I thought it essential to my needs, and I have a feeling of absolute veneration for those few authors who had given me something special. For this reason I can never understand the tepid youth of today who wait for books to be given to them and who neither search nor admire.
I would go without eating in order to get a book, and I have never liked borrowing books, because I have always wanted them to be absolutely mine so that I could live with them for hours on end."
Luar biasa ! "Hingga hari ini pun aku rela mengelilingi setengah dunia untuk memperoleh sebuah buku yang kuanggap penting bagi kebutuhanku. Aku sangat menghormati beberapa penulis yang telah memberikan sesuatu yang berharga kepadaku. Karena itu, aku tidak habis mengerti sikap para muda zaman ini yang hanya bisa menunggu untuk disuguhi sebuah buku. Mereka tidak mau mencari, dan tidak dapat menghargai (sebuah karya yang bernilai tinggi).
Aku rela tidak makan untuk memperoleh sebuah buku. Aku tidak suka meminjam buku, karena aku selalu menginginkan buku-bukuku menjadi milikku sehingga dapat menikmatinya tanpa batas waktu"


Meskipun minat membaca saya masih rendah (saya sadari itu), namun minat mengoleksi buku saya sangat tinggi (pendapat beberapa rekan). Saya berpikir suatu saat nanti, buku-buku itu pastiakan saya baca, yang penting mereka semua adalah milik saya.
Saya menyukai buku yang berhubungan dengan budaya, sastra, masyarakat, kejiwaan dan kehidupan... Saya juga suka meminjamkan buku-buku saya secara gratis dengan syarat dikembalikan dalam keadaan baik seperti saat peminjaman :)

Argumentasi : Pembenahan Jasa Transportasi Umum

in , by nyakizza.blogspot.com, 18.26

Pembenahan Jasa Transportasi Umum

Alat transportasi publik di Indonesia dinilai jauh dari kenyamanan dan keamanan. Banyak angkutan umum terutama angkutan pedesaan dan angkutan kota tak layak jalan dan berusia tua masih saja beroperasi membawa penumpang. Kondisi ini dinilai riskan dan membahayakan keselamatan penumpang.

Angkutan umum terutama angkutan pedesaan atau angkutan kota yang menawarkan rasa aman dan nyaman juga minim. Hal itulah yang menjadi alasan utama mengapa sebagian besar masyarakat lebih memilih kendaraan pribadi untuk beraktivitas. Namun demikian, saya akan tetap memilih menggunakan jasa transportasi umum untuk berpergian jarak jauh karena dengan itu kita bisa menghemat biaya dan tenaga juga sedikit lebih aman daripada berkendara sendirian yang memiliki resiko bahaya lebih besar di perjalanan.

Menurut saya, banyak keuntungan yang bisa kita dapatkan dengan berpergian menggunakan jasa transportasi umum, seperti halnya kita bisa melatih kesabaran, melawan keegoisan dan belajar berbagi pada orang lain, contohnya saja ketika kita berdesak-desakan dan kaki kita terinjak orang di dalam bis ekonomi, disitulah kita belajar memanajemen perasaan kita agar tidak mudah emosi. Selain itu, kita bisa belajar memahami lingkungan kita dan mengamati perilaku-perilaku orang lain di lingkungan kita, misalnya saja kita bisa membuat suatu pengamatan dan analisis perbandingan mengenai perilaku orang dalam angkutan pedesaan atau angkutan kota dengan perilaku orang dalam travel atau bis patas. Kita bisa mengamati bagaimana cara mereka berinteraksi atau bersosialisasi. Kita juga bisa tahu isu-isu terbaru di daerah kita melalui pembicaraan di dalam angkutan umum.
Miko di dalam angkot Sampangan - Johar saat hendak
observasi ke pasar tradisional

Sebagai pengguna jasa transportasi umum sejati, saya dapat memetik banyak hikmah mengenai hidup dari perjalanan-perjalanan saya menggunakan jasa tersebut meskipun angkutan umum di Indonesia dinilai “bobrok”.
Saya mempunyai harapan yang besar kepada pengelola jasa transportasi umum untuk lebih memperhatikan kelayakan armadanya agar penumpang merasa lebih nyaman, melakukan servis berkala agar armadanya tetap prima di jalanan tanpa ada kasus mogok di tengah perjalanan, ban meledak, atau rem blong yang sangat membahayakan penumpang. Disisi lain, pengelola jasa transportasi umum sebaiknya lebih memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan hidup karyawannya terutama para supir angkutan umum tersebut, dengan harapan, jika sang supir sehat dan sejahtera, mereka akan lebih ikhlas bekerja dan tidak ugal-ugalan di jalan juga tidak mengantuk dan juga tidak ada supir yang mabuk ketika berkendara. Satu hal lagi yang saya nilai amat penting, sebaiknya para supir angkutan umum terus-menerus diingatkan mengenai etika berkendara dan juga pada setiap angkutan umum ditempel peringatan “Dilarang Merokok !” agar semua penumpang merasa nyaman karena bebas asap rokok dan terhindar dari bahaya kebakaran akibat dari adanya puntung rokok yang masih menyala dan dibuang sembarangan.

Armada bagus, supir sehat dan ikhlas bekerja, penumpang aman dan nyaman…


*tulisan ini saya kirimkan untuk Tantangan “Kompas” Kampus dengan tema Angkutan Umum Tak Aman dan Jauh dari Nyaman, tetapi sepertinya sih gagal dimuat... Bahasa saya masih sangat kacau ya :D
*keep writing saja lah ...

*go ahead !
*dont be brave !

BRAVO !!! yeay

Niti Sastra : Pengalaman dan Pengetahuan

in , , , by nyakizza.blogspot.com, 15.31
Selamat sore guys, saya mau berbagi cerita lagi nih mengenai Niti Sastra yang saya kutip dari buku Ancient Wisdom for Modern Leaders "Niti Sastra" karangan Anand Krishna. Buku ini merupakan buku yang amat saya gemari, karena saya merasa pesan-pesan dalam niti sastra ini memnag benar-benar sarat akan makna ...
Bahasanya seperti menyindir tetapi halus sekali.
Saya menemukan buku kecil ini di Gramedia Java Mall pada tanggal 21 Juni 2012. Saat itu, saya dan ayah sedang berjalan-jalan berkeliling kota Semarang hingga akhirnya kita memutuskan untuk mendinginkan diri di dalam Java Mall sambil menikmati suasana ramai di tempat tersebut karena saat itu di Java Mall sedang mengadakan acara pembukaan Khitan Gratis...
Awalnya saya mengira buku Niti Sastra ini hanyalah buku motivasi atau puisi-puisi seperti itu saja, ternyata lebih dari itu, buku Niti Sastra ini menyimpan pembelajaran hebat yang dikemas dalam bahasa puitis khas karya sastra klasik.
Mengenai buku ini, meskipun ditulis pada abad kelima, tetapi kebijaksanaan klasik ini sangat bermanfaat jika dapat diilhami oleh para manusia Indonesia baru.
Dalam kata pengantar yang beliau berikan,  Sri Sultan Hamengku Buwono X berkata,  "Karya sastra klasik akan terus hidup dan dihidupkan kembali melalui penerjemahan, penulisan kembali, atau melalui alusi-alusi. Upaya itu memang perlu, karena ternyata bahwa nilai-nilai lama tidak seluruhnya usang. Ada banyak mutiara yang masih relevan bagi zaman kita, dan saya melihat hal itu dalam buku yang diupayakan oleh Anand Krishna ini."
Bagian favourite saya diantara bagian-bagian luar biasa lain adalah pada bab dua halaman 31-34 ;


Manis, asam, asin, pedas, pahit dan sepat ;
bagaimana dapat menjelaskan
rasa yang beragam itu,
tanpa pengetahuan dan penguasaan bahasa ?
Berada di tengah mereka yang tahu, 
terpaksa kau harus membisu.

Pengetahuan benar-benar menjadi daya hidup bila sudah dialami. Bagaimana dapat menjelaskan rasa manis bila kita sendiri saja belum pernah mencicipi sesuatu yang berasa manis ? Begitu pula dengan rasa-rasa lain. Demikian halnya dengan pengalaman hidup lain.

Dengan penguasaan bahasa yang benar dan sopan, kita bisa berbagi pengetahuan berdasarkan pengalaman itu. Dengan penguasaan bahasayang baik tersebut, kita bisa berbagi dengan lebih fasih dan mengena.

Pengetahuan bagaikan racun bagi mereka
yang malas dan tidak mau menuntutnya
Sebagaimana makanan yang tidak
tercerna pun menjadi racun dan menyebabkan penyakit;

Sebagaimana berkumpul dengan orang
banyak tidak menyenangkan hati mereka
yang kurang pandai bergaul;
Sebagaimana pasangan yang tua renta
mendongkolkan hati seorang perawan
jelita yang masih muda.

Banyak diantara kita yang memiliki bermacam gelar. Track record akademisnya sungguh menakjubkan. Gelarnya lengkap sudah, namun semua itu tidak berarti bahwa kita sudah berpengetahuan.
Menjadi orang yang berpengetahuan berarti membuka diri terhadap ilmu pengetahuan.
Gelar-gelar yang dimiliki tidak lebih dari pembuka Jalan.
Kita masih harus berjalan terus di atas jalur pengetahuan. Tiada batas waktu bagi penuntutan ilmu. Para penuntut ilmu tidak pernah selesai menuntut ilmu. Mereka yang malas dan sudah puas dengan gelar yang dimiliki sesungguhnya bukanlah penuntut ilmu sejati. Mereka hanyalah kolektor gelar.

Seorang penuntut ilmu bisa saja menuntut ilmu dengan tidak memperdulikan gelar apapun jua. Ulah para penuntut ilmu sejati seperti ini barangkali membingungkan para kolektor gelar karena mereka pada kubu yang berbeda. Seorang kolektor gelar cepat lelah, dan akhirnya menyerah. Seorang penuntut ilmu tidak mengenal kata menyerah.

Seorang kolektor gelar membatasi dirinya dengan hanya belajar dari mereka yang memiliki gelar lebih banyak. Seorang penuntut ilmu sejati belajar dari siapa saja. Alam semesta menjadi gurunya.

Seorang kolektor gelar memperoleh ilmu tekstual. Seorang penuntut ilmu sejati memperoleh pengalaman dan pengetahuan pribadi. Dan, pengalamannya itu, pengetahuannya itu, jauh lebih berharga daripada ratusan ribu teks; lebih bermakna daripada jutaan pengalaman orang-orang lain.

Untuk lebih lengkapnya sila teman-teman lihat pada buku Niti Sastra :)
senang berbagi dengan kalian guys ..
see yu ...

Sebongkah Rindu dalam Harmony Terakhir

in , , by nyakizza.blogspot.com, 13.54

Sebongkah Rindu dalam Harmony Terakhir

oleh Alfizza



Ada sebongkah rindu yang menggebu.
Mengenang kenangan syahdu masa lalu.
Melintas-lintas pada kalbu.
Ciptakan notasi rindu, rindu yang selalu.

Simponi kerinduan,
mendayu-dayu, menabuh relung hati yang hampa
dalam kesenyapan
gulita...

piringan hitam
menyuarakan teriakan rindu yang terus menghantam
menggema dalam malam
dalam sunyi
sepi

satu persatu notasi nada berguguran,
terbang, hanyut terbawa hujan
membawa kerinduan tak bertepian,
hilang di tengah rimbunnya rindu-rindu berlainan.
 rindu...
kerinduan...


terhempas rinduku pada mana-mana
mencari tepian
kemana hendak menepi
menggelepar-gelepar
namun terus bertahan dan terus dan terus
terus bertahan
hingga sang maestro memainkan harmony terakhir

Continue My Happiness

in , , , , by nyakizza.blogspot.com, 13.28
Continue . . .
Setelah sekian lama berdagang apa saja, kami mengumpulkan uang yang kami rencanakan uang tersebut akan kami bagi di akhir nanti dan kami simpan di rekening masing-masing.
Kami punya semangat berdagang yang tinggi. Saya berhasil menjual camilan pedas tersebut kepada siswa-siswa dari sekolah lain, karena saya memanfaatkan jaringan saya di Facebook.
Guru-guru saya di sekolah pun memesan beberapa kosmetik kepada saya, seperti bedak, lipstik dan parfum.
Saat itu kami merasa berhasil dan sengang sekali.
Kami dapat mengumpulkan uang yang cukup untuk ditabung.
Namun, pada suatu hari, Mama memarahi kami bertiga karena kami dinilai terlalu sibuk berjualan. Mama khawatir jika nilai anak-anaknya akan anjlok dan prestasi kami menurun. Meskipun sudah kami yakinkan bahwa kami akan tetap berprestasi walau kami berjualan. Tapi, Mama tidak bisa menerima pendapat kami dan bersikeras melarang kegiatan kami tersebut.
Akhirnya kami bertiga memutar otak mencari cara agar usaha kami tetap berjalan.
Aku memilih untuk berjualan diam-diam. Keripik-keripik pedas kiriman dari Bandung yang telah sampai di Pangkalan Bun aku titipkan di tempat temanku, dan sebelum berangkat sekolah, aku mengambil kripik-kripik tersebut kemudian mengantarkannya langsung kepada pemesan atau sebelumnya aku membuat janji dahulu pada konsumen untuk bertemu di suatu tempat karena biasanya para pembeliku mendatangi langsung ke rumah atau mengambil di kelasku.


Usaha kami bertiga hanya bertahan 6 bulan karena Mama terus memarahi kami dan menyuruh kami berhenti berjualan dan saat itu aku sudah memasuki semester terakhir di kelas dua belas.
Akhirnya kami membagi uang hasil keuntungan jualan kami secara merata dan menabungnya di bank.
Aku mengambil sebagian kecil uang jatahku untuk mentraktir Mama dan adik-adikku di Resto favorit keluarga kami. Aku ingin merayakan kebahagiaanku bersama-sama.
Dan sekarang, dikejauhan, aku hanya bisa merindukan gelak tawa Mama dan adik-adikku.
Aku merasa kesepian di tengan keramaian kota.
Kapan Pulang ? *hahaha
© Alfizza Murdiyono · Designed by Sahabat Hosting