Berilah aku ruang
ruang untuk bernapas
dalam kesesakan
Berilah aku ruang
ruang untuk bernyanyi
dengan nada-nada lirih
berdenting memecah sepi
membuai lenyapkan emosi
Berilah aku ruang
ruang menari
tumpahkan amarah yang membuncah
dalam harmoni indah alam ini
Berilah aku ruang
ruang untuk menangis
dalam luka dan air mata
yang kian sesakkan dada
Berilah aku ruang
ruang menyendiri
menyepi
agar aku dan Tuhanku, bercengkrama dalam syahdu
Berilah aku ruang
ruang kosong tanpa beban membelenggu
tanpa kau,
dan siapapun
Berilah aku ruang
ruang menari
tumpahkan amarah yang membuncah
dalam harmoni indah alam ini
Berilah aku ruang
ruang untuk menangis
dalam luka dan air mata
yang kian sesakkan dada
Berilah aku ruang
ruang menyendiri
menyepi
agar aku dan Tuhanku, bercengkrama dalam syahdu
Berilah aku ruang
ruang kosong tanpa beban membelenggu
tanpa kau,
dan siapapun
Aku tidak pernah ingin meninggalkanmu
meskipun kamu berada dalam keadaan yang kurang baik
suatu penyesalan jika aku melakukannya
terimakasih telah bersabar
terimakasih telah berkorban
melewati masa-masa peralihan bukanlah hal mudah
bagiku
bagimu
komitmen menyatukan kita
salah kah ?
tentu tidak bagiku
mungkin saja salah bagi mereka
mereka hanya belum merasakan apa yang kita rasakan
bagaimana memperjuangkan sesuatu
yang bahkan aku atau pun kamu
kita sama-sama belum tahu
apakah pada akhirnya kita akan saling memiliki ?
atau tidak ?
wallahu'alam ...
dibangku taman sutera telah kuyakinkan diriku
bertekad menerjang badai bersama
hingga menepi dan hidup dalam ketenangan.
jika kamu bertanya, "apakah aku menjadi bebanmu?"
maka aku akan bertanya padamu hal yang sama
"apakah aku menjadi bebanmu?"
ini pundakku, mana bebanmu ... !
meskipun kamu berada dalam keadaan yang kurang baik
suatu penyesalan jika aku melakukannya
terimakasih telah bersabar
terimakasih telah berkorban
melewati masa-masa peralihan bukanlah hal mudah
bagiku
bagimu
komitmen menyatukan kita
salah kah ?
tentu tidak bagiku
mungkin saja salah bagi mereka
mereka hanya belum merasakan apa yang kita rasakan
bagaimana memperjuangkan sesuatu
yang bahkan aku atau pun kamu
kita sama-sama belum tahu
apakah pada akhirnya kita akan saling memiliki ?
atau tidak ?
wallahu'alam ...
dibangku taman sutera telah kuyakinkan diriku
bertekad menerjang badai bersama
hingga menepi dan hidup dalam ketenangan.
jika kamu bertanya, "apakah aku menjadi bebanmu?"
maka aku akan bertanya padamu hal yang sama
"apakah aku menjadi bebanmu?"
ini pundakku, mana bebanmu ... !
Haloooooo, selamat malam sabtu... Kalian masih baik-baik saja kan guys ? semoga kita selalu dalam lindungan Yang Maha Esa ya, amin ...
Oke deh, kalau begitu saya akan melanjutkan cerita saya yang saya kutip dari bukunya Prof. Komaruddin Hidayat kemarin tentang "The Art of Happiness"
Jadi, demikianlah, bukankah hal yang terjadi dalam permainan golf yang sudah saya ceritakan pada sesi pertama itu juga terjadi pada kehidupan kita ? Untuk meraih kebahagiaan memang diperlukan sebuah seni untuk merangkai dan memaknai potongan dan serial aktivitas kita sehari-hari dengan kecerdasan, kejujuran pada diri sendiri serta kreativitas untuk mengubah hal-hal yang tampaknya kecil agar menjadi besar dan bermakna. Dalam bahasa agama, ada beberapa kata kunci untuk mendapatkan kebahagiaan yang bermakna.Maksudnya, seseorang jangan hanya mengejar kesenangan tanpa makna dan tujuan yang lebih mulia. Kata kunci itu antara lain adalah ikhlas dalam melakukan setiap tindakan. Ia harus mendasari niat sebagai pengabdian dan rasa syukur pada Tuhan Yang Maha Esa (ibadah). Setiap tindakan hendaknya bermanfaat bagi dirinya sendiri dan bagi orang lain. Ada rasa senang dalam melakukannya karena yakin Tuhan dan para malaikat senantiasa mengawasi dan menjanjikan imbalan sekecil apapun yang dilakukan.
Di atas semua itu, suatu perbuatan yang mendatangkan rasa bahagia kalau dilakukan berdasarkan dorongan hati kecilnya yang senantiasa mengajak pada kebaikan , kebenaran, dan keindahan.
Perbuatan ikhlas yang membahagiakan adalah bagaikan putik bunga yang tengah mengembang, setelah bunga itu mekar orang-orang disekitarnya akan kagum dan sengang melihatnya, bahkan orang pun tertarik untuk memetik dan memilikinya. Bunga tadi mekar bukan untuk memamerkan dirinya sendiri karena dia tercipata untuk menghiasi kehidupan.
Dan sesungguhnya setia orang memiliki putik bunga yang jauh lebih indah yang bersemayam dalam hati dan pikiran yang ditanamkan oleh Tuhan ke dalam fitrah manusia.
Kalau keduanya mekar, tangan, kaki, mata, dan mulut serta organ tubuh lainnya akan membantu mengekspresikannya menjadi tutur kata dan tindakan yang indah dan menyenangkan dilihat dan dirasakan baik oleh diri maupun orang lain.
Di situ muncul sebuah karya lukis kehidupan yang membahagiakan. Dan untuk meraihnya tidak mesti mengeluarkan biaya mahal. Kapan pun dan di mana pun kita bisa berkarya dan mencipatakan kebahgaiaan asal memiliki kepekaan dan kehalusan rasa serta kecerdasan untuk merajut potongan-potongan aktivitas hidup agar bermakna dan indah bagaikan sekuntum bungan yang mekar .....
Oke guys, itu semua cerita tentang "seni kebahagiaan", bagaimana nih, apakah teman-teman sudah mampu menangkap apa yang dimaksud dengan "seni kebahagiaan" tersebut ? jika sudah, maka mari kita praktikkan dalam keseharian kita. Insya Allah, everything gonna be fine ...
Keep Calm and Go ahead for reach your dream !!!
Oke deh, kalau begitu saya akan melanjutkan cerita saya yang saya kutip dari bukunya Prof. Komaruddin Hidayat kemarin tentang "The Art of Happiness"
Jadi, demikianlah, bukankah hal yang terjadi dalam permainan golf yang sudah saya ceritakan pada sesi pertama itu juga terjadi pada kehidupan kita ? Untuk meraih kebahagiaan memang diperlukan sebuah seni untuk merangkai dan memaknai potongan dan serial aktivitas kita sehari-hari dengan kecerdasan, kejujuran pada diri sendiri serta kreativitas untuk mengubah hal-hal yang tampaknya kecil agar menjadi besar dan bermakna. Dalam bahasa agama, ada beberapa kata kunci untuk mendapatkan kebahagiaan yang bermakna.Maksudnya, seseorang jangan hanya mengejar kesenangan tanpa makna dan tujuan yang lebih mulia. Kata kunci itu antara lain adalah ikhlas dalam melakukan setiap tindakan. Ia harus mendasari niat sebagai pengabdian dan rasa syukur pada Tuhan Yang Maha Esa (ibadah). Setiap tindakan hendaknya bermanfaat bagi dirinya sendiri dan bagi orang lain. Ada rasa senang dalam melakukannya karena yakin Tuhan dan para malaikat senantiasa mengawasi dan menjanjikan imbalan sekecil apapun yang dilakukan.
Di atas semua itu, suatu perbuatan yang mendatangkan rasa bahagia kalau dilakukan berdasarkan dorongan hati kecilnya yang senantiasa mengajak pada kebaikan , kebenaran, dan keindahan.
Perbuatan ikhlas yang membahagiakan adalah bagaikan putik bunga yang tengah mengembang, setelah bunga itu mekar orang-orang disekitarnya akan kagum dan sengang melihatnya, bahkan orang pun tertarik untuk memetik dan memilikinya. Bunga tadi mekar bukan untuk memamerkan dirinya sendiri karena dia tercipata untuk menghiasi kehidupan.
Dan sesungguhnya setia orang memiliki putik bunga yang jauh lebih indah yang bersemayam dalam hati dan pikiran yang ditanamkan oleh Tuhan ke dalam fitrah manusia.
Kalau keduanya mekar, tangan, kaki, mata, dan mulut serta organ tubuh lainnya akan membantu mengekspresikannya menjadi tutur kata dan tindakan yang indah dan menyenangkan dilihat dan dirasakan baik oleh diri maupun orang lain.
Di situ muncul sebuah karya lukis kehidupan yang membahagiakan. Dan untuk meraihnya tidak mesti mengeluarkan biaya mahal. Kapan pun dan di mana pun kita bisa berkarya dan mencipatakan kebahgaiaan asal memiliki kepekaan dan kehalusan rasa serta kecerdasan untuk merajut potongan-potongan aktivitas hidup agar bermakna dan indah bagaikan sekuntum bungan yang mekar .....
Oke guys, itu semua cerita tentang "seni kebahagiaan", bagaimana nih, apakah teman-teman sudah mampu menangkap apa yang dimaksud dengan "seni kebahagiaan" tersebut ? jika sudah, maka mari kita praktikkan dalam keseharian kita. Insya Allah, everything gonna be fine ...
Keep Calm and Go ahead for reach your dream !!!
Selamat malam para pengunjung Blog Aneuk Inong yang budiman dan selalu dirahmati Allah :)
Malam ini, ketika saya sedang termenung di kamar menunggu pukul setengah delapan tepat, saya memandang rak buku di kamar kos saya yang sesak dan tidak terlalu rapi karena banyak buku berserakan begitu saja. Tiba-tiba saja saya tertarik pada salah satu buku koleksi yang sudah lama saya pajang tanpa saya buka-buka, namun, dulu saya pernah membacanya...
Mumpung ada waktu luang, maka saya buka-bukalah buku tersebut. Anda mau tahu buku apa yang saya maksudkan ?
Baiklah, buku kesayangan saya ini berjudul "Memaknai Jejak-jejak Kehidupan". Anda tahu siapakah sang penulis karya hebat itu ? Yap !
Anda cerdas sekali, bung ! Ialah Prof. Dr. Komaruddin Hidayat. Tentu anda-anda sekalian ini sudah tahu beliau kan sebelumnya ? yaah, minimal anda pernah mendengar nama beliau sebelumnya, atau mungkin saja anda baru tahu ketika membaca tulisan saya ini ?!
Well, well, well, everything is okay, tidak masalah.
Jadi, pada sesi kali ini, saya ingin men-share secuil ilmu kehidupan yang menjadi chapter favorit saya di buku tersebut, judulnya "The Art of Happiness".
Manarik sekali, bukan ?!
Tentang seni kebahagiaan. Saya yakin, jika saya bertanya pada anda semua, apakah anda pernah merasakan yang namanya bahagia, pasti anda akan menjawab "PERNAH !" , jika saya bertanya apakah anda pernah merasa berduka ? yap ! anda tentu akan menjawab "PERNAH" juga.
Jadi begini, saya pernah mendengar bahwa "Sesungguhnya tidak ada kebahagiaan yang hakiki pun dengan kesedihan yang abadi"
Kalau bicara kebutuhan dasar manusia, itu mudah dijelaskan yaitu seputar pangan, pakaian, papan dan kesehatan. Jika keempatnya sudah terpenuhi, seseorang sudah memiliki modal pokok untuk meraih prestasi dan kebutuhan lain yang lebih tinggi, misalnya pendidikan, rekreasi, dan tabungan hari depan.
Tetapi, begitu bicara soal kebahagiaan (happiness), penjelasan dan pemenuhannya cukup rumit. Sulit menjelaskan dan membuat definisi tentang apa itu kebahagiaan, sebagaimana repotnya membuat definisi agama. Begitu pun halnya, definisi tentang cinta yang dimunculkannya ternyata begitu beragam.
Secara sederhana, kebahagiaan adalah suasana hati, emosi dan perasaan yang nyaman, puas, lega yang sebisa mungkin perasaan itu tidak hilang.Kalaupun hilang ingin dihadirkan lagi dan lagi. Hanya saja, tingkat kebahagiaan orang berbeda-beda, begitupun sumbernya. Lebih dari itu sesungguhnya sulit untuk membanding-bandingkan kebahagiaan orang mengingat setiap pribadi punya hak dan kebebasan untuk membuat ukuran dan memaknai kebahagiannya sendiri.
Malam ini, ketika saya sedang termenung di kamar menunggu pukul setengah delapan tepat, saya memandang rak buku di kamar kos saya yang sesak dan tidak terlalu rapi karena banyak buku berserakan begitu saja. Tiba-tiba saja saya tertarik pada salah satu buku koleksi yang sudah lama saya pajang tanpa saya buka-buka, namun, dulu saya pernah membacanya...
Mumpung ada waktu luang, maka saya buka-bukalah buku tersebut. Anda mau tahu buku apa yang saya maksudkan ?
Baiklah, buku kesayangan saya ini berjudul "Memaknai Jejak-jejak Kehidupan". Anda tahu siapakah sang penulis karya hebat itu ? Yap !
Anda cerdas sekali, bung ! Ialah Prof. Dr. Komaruddin Hidayat. Tentu anda-anda sekalian ini sudah tahu beliau kan sebelumnya ? yaah, minimal anda pernah mendengar nama beliau sebelumnya, atau mungkin saja anda baru tahu ketika membaca tulisan saya ini ?!
Well, well, well, everything is okay, tidak masalah.
Jadi, pada sesi kali ini, saya ingin men-share secuil ilmu kehidupan yang menjadi chapter favorit saya di buku tersebut, judulnya "The Art of Happiness".
Manarik sekali, bukan ?!
Tentang seni kebahagiaan. Saya yakin, jika saya bertanya pada anda semua, apakah anda pernah merasakan yang namanya bahagia, pasti anda akan menjawab "PERNAH !" , jika saya bertanya apakah anda pernah merasa berduka ? yap ! anda tentu akan menjawab "PERNAH" juga.
Jadi begini, saya pernah mendengar bahwa "Sesungguhnya tidak ada kebahagiaan yang hakiki pun dengan kesedihan yang abadi"
Kalau bicara kebutuhan dasar manusia, itu mudah dijelaskan yaitu seputar pangan, pakaian, papan dan kesehatan. Jika keempatnya sudah terpenuhi, seseorang sudah memiliki modal pokok untuk meraih prestasi dan kebutuhan lain yang lebih tinggi, misalnya pendidikan, rekreasi, dan tabungan hari depan.
Tetapi, begitu bicara soal kebahagiaan (happiness), penjelasan dan pemenuhannya cukup rumit. Sulit menjelaskan dan membuat definisi tentang apa itu kebahagiaan, sebagaimana repotnya membuat definisi agama. Begitu pun halnya, definisi tentang cinta yang dimunculkannya ternyata begitu beragam.
Secara sederhana, kebahagiaan adalah suasana hati, emosi dan perasaan yang nyaman, puas, lega yang sebisa mungkin perasaan itu tidak hilang.Kalaupun hilang ingin dihadirkan lagi dan lagi. Hanya saja, tingkat kebahagiaan orang berbeda-beda, begitupun sumbernya. Lebih dari itu sesungguhnya sulit untuk membanding-bandingkan kebahagiaan orang mengingat setiap pribadi punya hak dan kebebasan untuk membuat ukuran dan memaknai kebahagiannya sendiri.
Siang ini, saya mendapatkan inspirasi baru setelah membaca buku "Niti Sastra" kesayangan saya.
Aku rela tidak makan untuk memperoleh sebuah buku. Aku tidak suka meminjam buku, karena aku selalu menginginkan buku-bukuku menjadi milikku sehingga dapat menikmatinya tanpa batas waktu"
Meskipun minat membaca saya masih rendah (saya sadari itu), namun minat mengoleksi buku saya sangat tinggi (pendapat beberapa rekan). Saya berpikir suatu saat nanti, buku-buku itu pastiakan saya baca, yang penting mereka semua adalah milik saya.
Saya menyukai buku yang berhubungan dengan budaya, sastra, masyarakat, kejiwaan dan kehidupan... Saya juga suka meminjamkan buku-buku saya secara gratis dengan syarat dikembalikan dalam keadaan baik seperti saat peminjaman :)
Perhatikan kutipan ini, dalam salah satu karyanya berjudul C. G. Jung dan Herman Hesse : A Record of Two Friendship, Miguel Serrano menulis ;
"Even today, I would go halfway round the world to find a book if I thought it essential to my needs, and I have a feeling of absolute veneration for those few authors who had given me something special. For this reason I can never understand the tepid youth of today who wait for books to be given to them and who neither search nor admire.Luar biasa ! "Hingga hari ini pun aku rela mengelilingi setengah dunia untuk memperoleh sebuah buku yang kuanggap penting bagi kebutuhanku. Aku sangat menghormati beberapa penulis yang telah memberikan sesuatu yang berharga kepadaku. Karena itu, aku tidak habis mengerti sikap para muda zaman ini yang hanya bisa menunggu untuk disuguhi sebuah buku. Mereka tidak mau mencari, dan tidak dapat menghargai (sebuah karya yang bernilai tinggi).
I would go without eating in order to get a book, and I have never liked borrowing books, because I have always wanted them to be absolutely mine so that I could live with them for hours on end."
Aku rela tidak makan untuk memperoleh sebuah buku. Aku tidak suka meminjam buku, karena aku selalu menginginkan buku-bukuku menjadi milikku sehingga dapat menikmatinya tanpa batas waktu"
Meskipun minat membaca saya masih rendah (saya sadari itu), namun minat mengoleksi buku saya sangat tinggi (pendapat beberapa rekan). Saya berpikir suatu saat nanti, buku-buku itu pastiakan saya baca, yang penting mereka semua adalah milik saya.
Saya menyukai buku yang berhubungan dengan budaya, sastra, masyarakat, kejiwaan dan kehidupan... Saya juga suka meminjamkan buku-buku saya secara gratis dengan syarat dikembalikan dalam keadaan baik seperti saat peminjaman :)
Pembenahan
Jasa Transportasi Umum
Alat transportasi
publik di Indonesia dinilai jauh dari kenyamanan dan keamanan. Banyak angkutan
umum terutama angkutan pedesaan dan angkutan kota tak layak jalan dan berusia
tua masih saja beroperasi membawa penumpang. Kondisi ini dinilai riskan dan
membahayakan keselamatan penumpang.
Angkutan umum terutama
angkutan pedesaan atau angkutan kota yang menawarkan rasa aman dan nyaman juga
minim. Hal itulah yang menjadi alasan utama mengapa sebagian besar masyarakat
lebih memilih kendaraan pribadi untuk beraktivitas. Namun demikian, saya akan
tetap memilih menggunakan jasa transportasi umum untuk berpergian jarak jauh
karena dengan itu kita bisa menghemat biaya dan tenaga juga sedikit lebih aman
daripada berkendara sendirian yang memiliki resiko bahaya lebih besar di
perjalanan.
Menurut saya, banyak
keuntungan yang bisa kita dapatkan dengan berpergian menggunakan jasa
transportasi umum, seperti halnya kita bisa melatih kesabaran, melawan
keegoisan dan belajar berbagi pada orang lain, contohnya saja ketika kita berdesak-desakan
dan kaki kita terinjak orang di dalam bis ekonomi, disitulah kita belajar
memanajemen perasaan kita agar tidak mudah emosi. Selain itu, kita bisa belajar
memahami lingkungan kita dan mengamati perilaku-perilaku orang lain di
lingkungan kita, misalnya saja kita bisa membuat suatu pengamatan dan analisis
perbandingan mengenai perilaku orang dalam angkutan pedesaan atau angkutan kota
dengan perilaku orang dalam travel
atau bis patas. Kita bisa mengamati bagaimana cara mereka berinteraksi atau bersosialisasi.
Kita juga bisa tahu isu-isu terbaru di daerah kita melalui pembicaraan di dalam
angkutan umum.
Sebagai pengguna jasa
transportasi umum sejati, saya dapat memetik banyak hikmah mengenai hidup dari
perjalanan-perjalanan saya menggunakan jasa tersebut meskipun angkutan umum di
Indonesia dinilai “bobrok”.
Saya mempunyai harapan
yang besar kepada pengelola jasa transportasi umum untuk lebih memperhatikan
kelayakan armadanya agar penumpang merasa lebih nyaman, melakukan servis
berkala agar armadanya tetap prima di jalanan tanpa ada kasus mogok di tengah
perjalanan, ban meledak, atau rem blong yang sangat membahayakan penumpang.
Disisi lain, pengelola jasa transportasi umum sebaiknya lebih memperhatikan
kesehatan dan kesejahteraan hidup karyawannya terutama para supir angkutan umum
tersebut, dengan harapan, jika sang supir sehat dan sejahtera, mereka akan
lebih ikhlas bekerja dan tidak ugal-ugalan di jalan juga tidak mengantuk dan
juga tidak ada supir yang mabuk ketika berkendara. Satu hal lagi yang saya
nilai amat penting, sebaiknya para supir angkutan umum terus-menerus diingatkan
mengenai etika berkendara dan juga pada setiap angkutan umum ditempel
peringatan “Dilarang Merokok !” agar semua penumpang merasa nyaman karena bebas
asap rokok dan terhindar dari bahaya kebakaran akibat dari adanya puntung rokok
yang masih menyala dan dibuang sembarangan.
Armada bagus, supir
sehat dan ikhlas bekerja, penumpang aman dan nyaman…
*tulisan ini saya kirimkan untuk Tantangan “Kompas” Kampus dengan tema Angkutan Umum Tak Aman dan Jauh dari Nyaman, tetapi sepertinya sih gagal dimuat... Bahasa saya masih sangat kacau ya :D
*keep writing saja lah ...
*go ahead !
*dont be brave !
BRAVO !!! yeay
*keep writing saja lah ...
*go ahead !
*dont be brave !
BRAVO !!! yeay

